Tiongkok Permalukan Australia, PM Morrison Murka
Informasi yang diperoleh ABC menyebutkan foto ilustrasi itu dibuat oleh seorang seniman yang sering membuat pernyataan bermuatan politis dan mempostingnya ke platform media sosial China, Weibo, minggu lalu.
Tampaknya foto rekayasa ini merujuk pada rumor bahwa anggota SAS memotong leher dua anak laki-laki Afghanistan berusia 14 tahun yang mereka curigai sebagai simpatisan Taliban.
Namun rumor tersebut sama sekali tidak terbukti dalam penyelidikan Brereton yang berlangsung selama empat tahun.
Setelah postingan tersebut memicu reaksi keras kemarin, Penjabat Menteri Imigrasi Alan Tudge langsung mengadakan pertemuan virtual dengan sejumlah pemuka masyarakat keturunan China di Australia.
Menteri Tudge mengatakan foto tersebut "memalukan dan menyinggung" namun tidak mewakili pandangan masyarakat China di Australia.
"Mereka semua sama terkejutnya melihat foto palsu tersebut. Perbedaan di antara pemerintah kedua negara tidak mengurangi kontribusi para pendatang China ke Australia," katanya.
Photo: Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan seharusnya Australia yang minta maaf kepada rakyat Afghanistan atas dugaan kejahatan perang. (Supplied: MOFA)
Menanggapi reaksi Pemerintah Australia, juru bicara Deplu China lainnya Hua Chunying menolak untuk meminta maaf.
Perdana Menteri Scott Morrison menuntut Pemerintah China menghapus sebuah postingan 'menjijikkan' yang menyerang Angkatan Bersenjata Australia (ADF), terkait dengan dugaan kejahatan perang di Afghanistan
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan