Tiongkok Protes Latihan Militer Indonesia di Laut Natuna Utara
Pembicaraan yang dilakukan di bawah naungan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dimulai kembali tahun ini setelah sempat terhenti karena pandemi.
Sikap Tiongkok yang semakin agresif di Laut Tiongkok Selatan telah memicu kekhawatiran di Indonesia, menurut empat sumber kepada Reuters.
Indonesia belum membuat klaim resmi atas wilayah Laut Tiongkok Selatan di bawah aturan PBB, karena percaya bahwa luas perairannya sudah jelas diatur oleh hukum internasional.
Presiden Tiongkok Xi Jinping telah mencoba untuk meredakan ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara, dengan mengatakan bahwa Tiongkok "sama sekali tidak berusaha menghegemoni dan tidak merundung mereka yang kecil" di kawasan itu, seperti yang dikatakannya saat pertemuan puncak para pemimpin Tiongkok-ASEAN bulan lalu.
Sementara menurut Farhan, Pemerintah Indonesia juga berupaya meredakan ketegangan akibat kebuntuan jalan keluar tersebut di depan umum. Para pemimpinnya memilih "sediam mungkin karena jika bocor ke media mana pun akan tercipta insiden diplomatik," katanya.
Rig sementara beroperasi hingga 19 November, setelah itu menuju perairan Malaysia.
Menko Polhukam Mahfud M.D. pergi ke Laut Natuna pekan lalu, tapi ia mengatakan kunjungannya tidak ada hubungannya dengan Tiongkok.
Dalam pernyataan publik Mahfud mengatakan “tanah dan perairan tidak boleh sejengkal pun hilang dari kekuasaan, kedaulatan hukum, dan teritori kita.”
Para pemimpin Indonesia memilih tetap diam untuk menghindari konflik atau pertengkaran diplomatik dengan Tiongkok
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Wanita Global
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan