Tiongkok Sengaja Memancing RI Kerahkan Kapal Perang ke Natuna

Tiongkok Sengaja Memancing RI Kerahkan Kapal Perang ke Natuna
Presiden Jokowi saat meninjau KRI Usman Harun 359 dan KRI Karel Satsuit Tubun 356 yang siaga di Pangkalan TNI Angkatan Laut Terpadu Selat Lampa, Natuna, Rabu (8/1). Foto: BPMI Setpres

TNI bersama dengan Bakamla dan elemen lainnya hingga kini terus melakukan operasi rutin di wilayah perbatasan perairan Natuna. Operasi rutin dilakukan menyusul masih adanya kapal nelayan China yang keluar masuk di perairan tersebut.

Fauka mengatakan negara-negara di wilayah ASEAN harus membentuk wadah gabungan militer berupa Komando Gabungan Asia Tenggara.

"Tugasnya menjaga batas wilayah daripada negara Asean, kedua semakin memperkuat Asean terhadap intervensi negara seperti China atau negara lain," tuturnya.

Perlu diakui kekuatan militer Indonesia memang tak sebanding dengan daya tempur Tiongkok.

Namun bila seluruh negara ASEAN menggabungkan kekuatan militer, Fauka menilai Tiongkok bakal berpikir dua kali sebelum bersikap.

"Kalau kita bergabung kita akan menjadi satu kekuatan yang mungkin menjadi satu pertimbangan bagi China untuk mengganggu wilayah ASEAN," tuturnya.

Perihal sosok yang memimpin Komando Gabungan Asia Tenggara, dia menyarankan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurutnya Hadi yang menjabat Panglima TNI sejak tahun 2017 sudah mumpuni secara pengalaman dan kepemimpinan.

Menurut Fauka Noor Farid, Tiongkok sengaja memancing Indonesia untuk mengerahkan sebanyak-banyaknya kapal perang yang dimiliki ke Laut Natuna Utara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News