Tiongkok Terapkan Lagi Hukuman dengan Cara Mempermalukan Orang di Depan Umum
Menurut kantor kejaksaan setempat, seseorang yang diduga diselundupkan ke Jingxi dinyatakan positif COVID-19 pada Oktober, yang menyebabkan lebih dari 50.000 warga setempat diisolasi.
Sejarah panjang mempermalukan penjahat
Aksi mempermalukan pelaku kejahatan dan pelanggar hukum di depan umum sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu di Tiongkok.
Dalam beberapa kasus, tahanan diborgol dan dibawa ke "parade yang mempermalukan" sebelum dieksekusi.
Praktik serupa tetap berlanjut di era Tiongkok modern.
Selama Revolusi Kebudayaan, hukuman mempermalukan di depan umum diperluas untuk diberlakukan kepada para pencuri dan calo, seringkali sebelum tersangka dinyatakan bersalah.
Pada 1980-an, mempermalukan di depan umum menjadi bagian dari proses eksekusi, saat Tiongkok mengklaim hukuman tersebut dilakukan untuk menindak pelanggaran pidana.
Narapidana yang dihukum diikat dan diarak di truk polisi dengan data pribadi dan jenis kejahatan yang mereka lakukan ditulis di papan kayu yang digantung di leher mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang Tiongkok bahkan membawa hukuman mempermalukan publik ini ke layar lebar.
Tiongkok kembali menghukum pelaku kejahatan dan pelanggar hukum dengan cara diarak ke pusat kota dan dipermalukan di depan banyak orang
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Wanita Global
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis