Tiongkok Tuding Sparatis Xinjiang Pelaku Pembantaian di Stasiun
jpnn.com - YUNNAN - Pemerintah Tiongkok mengutuk pembantaian puluhan orang di Stasiun Kumning, Yunnan Tiongkok Sabtu (1/3) malam. Bahkan pejabat pemerintah setempat menuding pelaku pembunuhan sekitar 33 orang itu adalah kelompok sparatis Xinjiang.
"Kejadian ini sudah diorganisir, disiapkan sebagai teror yang keji," kata seorang pejabat setempat seperti dilansir BBC.
Kini pihak kepolisian tengah terus mendalami peristiwa yang menewaskan para pengguna jasa kereta di sana. Ya, para korban tewas memang ditemukan di berbagai tempat. Misalnya di loket, ruang tunggu, area halaman stasiun dan lainnya.
Menurut kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, saat kejadian berlangsung, polisi berhasil menembak mati empat pelaku yang melakukan pembantaian dengan pisau dan pedang. Sayangnya polisi setempat belum secara resmi menjelaskan penembakan tersebut.
Seperti diketahui, Sabtu malam sekitar pukul 21.00, sekitar sepuluh orang lengkap dengan senjata tajam, tiba-tiba menyerbu stasiun.
Tanpa ba bi bu mereka menusuk, menebas dan membunuh orang-orang yang ada di stasiun. Akibatnya sekitar 33 orang tewas. Sedangkan 130 orang lebih yang lain dikabarkan mengalami luka serius dan dirawat di rumah sakit setempat.
Penduduk minoritas di Xinjiang adalah umat Muslim di Uighur yang menuntut hak otomoni dari penguasa. Dia juga menuntut agar tidak didiskriminasi atas agama yang mereka anut. (mas/BBC/dailymail)
YUNNAN - Pemerintah Tiongkok mengutuk pembantaian puluhan orang di Stasiun Kumning, Yunnan Tiongkok Sabtu (1/3) malam. Bahkan pejabat pemerintah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan