Tirai Keluarga
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
“Penuh semua. Sepanjang hari".
Saya garuk-garuk kepala. Agak keras. Agak lama. Biar dia lihat bahwa saya lagi yatim piatu.
Saya menyesal tidak menahan si 100 Riyal. Agar tunggu dulu di stasiun –sampai saya pasti dapat tiket.
Logika saya salah lagi. Ini memang hari Minggu tetapi, kan, hari kerja. Semestinya tidak banyak penumpang. Di Saudi weekend-nya Kamis malam. Liburnya Jumat dan Sabtu.
Di perjalanan tadi si 100 Riyal sebenarnya sudah menawarkan: bisa langsung antar ke Riyadh. Ongkosnya: antara 800 sampai 900 riyal. Tergantung di sebelah mana Riyadh-nya.
"Riyadh itu kota besar," katanya.
Dia orang Mesir. Sudah 10 tahun kerja di Saudi. Dia juga sudah memberikan nomor teleponnya ke saya.
Saya longok ke luar stasiun: tidak ada siapa pun. Dia sudah begitu jauh. Sudah ditelan fatamorgana.