Tirai Keluarga
Oleh: Dahlan Iskan
Kali ini saya bayar pakai kartu. Agar, kalau tidak dapat kursi, uang bisa balik masuk kartu itu –tidak nyasar ke kartunya Jokosp SP.
Di kursi tunggu saya pun lihat layar HP: masih pukul 08.30. Masih bisa berdebar agak lama.
Saya tidak berdoa semoga ada mobil calon penumpang yang kesasar di padang pasir. Saya pasrah. Tawakal.
Saya tidak berusaha menjemput takdir. Saya murni menunggu nasib.
Pun satu wanita bercadar hitam di ujung kursi sana.
Setengah jam detak jatung berlomba cepat dengan detik di HP. Kurang lima menit. Petugas minta tiket saya. Juga tiket si hitam. Dibawa masuk. Tanda-tanda baik.
Kurang tiga menit. Ada petugas memberi kode dari jauh: dengan tangannya.
Saya bergegas lari ke arahnya. Ke arah kereta. Saya diantar oleh petugas itu masuk gerbong. Aman.