Tirai Keluarga

Oleh: Dahlan Iskan

Tirai Keluarga
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Terus berjalan ke gerbong depannya: penuh. Banyak tempat duduk berhadapan: diberi tirai. Mungkin satu keluarga di balik tirai itu.

Masuk lagi ke gerbong di depannya: penuh. Sebagian gerbong ini dikosongkan. Lantainya diberi karpet. Ada sajadah terhampar: musala.

Di musala itu pun saya mau. Lebih santai.

Ke gerbong depannya lagi. Saya diminta duduk di situ. Di kursi yang banyak barangnya: minuman, kardus-kardus, kereta dorong. Oh.. Ini kereta makan. Enggak masalah. Hanya 3 jam perjalanan.

Ini bukan kereta cepat. Tetapi baru. Bersih. Kalaupun saya naik mobilnya Si Mesir tadi juga tiga jam. Naik bus yang bisa lima jam: hanya boleh lari 80-100 km/jam.

Tiga jam di kereta ada waktu nyicil membaca komentar. Sambil cari hiburan. Tidak ada Rhoma Irama –pun tiruannya.

Inilah kali pertama saya ke Riyadh –dulunya hanya sebatas transit di bandaranya.

Hai Riyadh! Saya datang!

Di hotel di Makkah tidak boleh suarakan musik. Saya coba olahraga di depan kamar pakai musik. Ketahuan. Didatangi petugas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News