Tito Akui Lone Wolf Sulit Dideteksi
jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, fenomena aksi leaderless jihad atau lone wolf sangat sulit dideteksi.
Seperti aksi teror yang dilakukan Mulyadi di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan. Aksi Mulyandi membuat dua anggota Brimob terluka.
"Maka peran kekuatan intelijen kami baik di polisi, BIN, TNI, dan lain-lain itu menjadi sangat penting untuk memetakan struktur mereka sampai sedetailnya dan mengawasi mereka," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/7).
Menurutnya, lone wolf adalah pelaku teror individu yang tidak terikat dengan jaringan radikalisme.
Karena itu, intelijen tidak bisa mengetahui gerakan dan latar belakang pelaku.
"Fenomena leaderless jihad, jihad tanpa pemimpin. Dia tidak terkait dengan network tapi dia belajar sendiri," kata dia.
Tito menambahkan, pelaku lone wolf biasanya terpengaruh ideologi radikalisme dari media internet.
Setelah itu, mereka mencari tahu ilmunya di website radikal hingga akhirnya terinspirasi.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, fenomena aksi leaderless jihad atau lone wolf sangat sulit dideteksi.
- Melantik Pengurus TP PKK Pusat 2024-2029, Mendagri Imbau Wujudkan Program Astacita
- Ketum TP PKK Mengingatkan Pentingnya Optimalisasi & Efisiensi Penggunaan Anggaran
- Mendagri Tito Karnavian: TP PKK Membutuhkan Sosok Pemimpin Kuat
- Ketum TP PKK: Inovasi & Adaptasi Teknologi Informasi Penting dalam Pelaksanaan Program PKK
- Honorer Titipan Mencuat Menjelang Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2, Bu Sri Punya Usulan
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme