Tito Akui Lone Wolf Sulit Dideteksi
jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, fenomena aksi leaderless jihad atau lone wolf sangat sulit dideteksi.
Seperti aksi teror yang dilakukan Mulyadi di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan. Aksi Mulyandi membuat dua anggota Brimob terluka.
"Maka peran kekuatan intelijen kami baik di polisi, BIN, TNI, dan lain-lain itu menjadi sangat penting untuk memetakan struktur mereka sampai sedetailnya dan mengawasi mereka," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/7).
Menurutnya, lone wolf adalah pelaku teror individu yang tidak terikat dengan jaringan radikalisme.
Karena itu, intelijen tidak bisa mengetahui gerakan dan latar belakang pelaku.
"Fenomena leaderless jihad, jihad tanpa pemimpin. Dia tidak terkait dengan network tapi dia belajar sendiri," kata dia.
Tito menambahkan, pelaku lone wolf biasanya terpengaruh ideologi radikalisme dari media internet.
Setelah itu, mereka mencari tahu ilmunya di website radikal hingga akhirnya terinspirasi.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, fenomena aksi leaderless jihad atau lone wolf sangat sulit dideteksi.
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- P3PD Memperkuat Kapasitas Kelembagaan Desa, Dukung Visi Indonesia Emas 2045
- Pj Bupati Tapanuli Utara Bikin Gaduh, Mendagri Didesak Segera Mencopot
- Mendagri Menghadiri Temu Karya Nasional, Optimistis Indonesia Emas 2045 Terwujud
- Kemendagri Gelar Temu Karya dan Penganugerahan Penghargaan Desa & Kelurahan Berprestasi 2024
- Tito Minta Kepala Desa yang Tak Netral pada Pilkada Dilaporkan ke Bawaslu