Tito jadi Kapolri, Nasir: Pastilah, Kelompok Ini Berbunga-bunga
jpnn.com - JAKARTA – Anggota Komisi III DPR Muhammad Nasir Djamil menyatakan dengan diangkatnya Komjen Polisi Tito Karnavian yang lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun1987, maka Akpol lulusan 1988 dan seterusnya senang.
“Pastilah lulusan Akpol tahun 1988 dan seterusnya berbunga-bunga hatinya karena akan semakin cepat pergerakan karir dan pengkaderan di internal Korps Bhayangkara,” kata Nasir Djamil saat diskusi Dialektika Demokrasi di Pressroom DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/6).
Agar pergantian Kapolri ini bermakna dalam konteks perbaikan internal Polri, menurut lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sebaiknya lulusan Akpol tahun 1986 dan ke bawahnya berkomitmen membantu Tito.
Menurutnya, perlu campur tangan Presiden Joko Widodo. “Agar smooth dan elegan, ada baiknya Jokowi panggil pentolan angkatan 1986 ke bawah dan langsung meminta agar membantu Tito menjalankan tugas-tugasnya," saran anggota DPR dari daerah pemilihan Aceh I ini.
Kalau langkah tersebut tidak dilakukan, kata Nasir, angkatan 1986 ke bawah ini akan berpikir, kenapa angkatan mereka tidak diperhitungkan?
“Sama halnya dengan Fahri Hamzah, ketika masyarakat juga bertanya-tanya, kenapa dia dicopot padahal Fahri mantap dan top markotop?,” tegasnya.
Nasir mengingatkan, presiden jangan juga mendorong-dorong lulusan Akpol sebelum tahun 1987 untuk ikut Pilkada atau ditugaskan sebagai duta besar.
“Hentikan cara-cara seperti itu, karena sudah tidak zamannya. Akan lebih baik dibangun budaya komunikasi,” pungkasnya.(fas/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ada Guru Honorer Tidak Tahu Dibuka Rekrutmen PPPK 2024, Salah Siapa?
- Helena Lim Divonis 5 Tahun Penjara, Jaksa Ajukan Banding
- Seluruh Honorer Database BKN Akan Dicarikan Formasi PPPK 2024
- Sebut Kasus Hasto Politis, Todung Ungkit Ucapan Effendi Setelah Bertemu Jokowi
- Langkah Kejagung Menetapkan 5 Tersangka Korporasi Tanpa PT Timah Dinilai Mencurigakan
- KPK Panggil Petinggi BPR Bank Jepara Artha Terkait Kasus Kredit Fiktif Rp220 Miliar