Soal Penembakan Mobil Satu Keluarga Penerobos Razia
Tito: Posisi Polisi Itu Ibarat Satu Kaki di Kuburan dan Satunya Lagi di Penjara
jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan insiden razia berdarah di Lubuklingau, Sumatera Selatan, memberi sebuah pelajaran berharga bagi kepolisian.
Belajar dari insiden itu, penting bagi anggota punya kemampuan membuat keputusan sebelum melakukan tindakan diskresi. Seorang polisi harus memiliki kemampuan penilaian subyektif yang tepat.
”Tindakan itu untuk menjaga keselamatan publik. Perlu untuk melakukan tindakan yang terukur dan tidak berlebihan,” tutur Kapolri kepada Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini.
Menurut tito, posisi seorang anggota polisi itu ibarat satu kaki di kuburan dan satu kaki di penjara. Bila, kurang cepat bertindak dalam bertugas, bisa saja meninggal karena jadi korban pelaku kejahatan.
”Tapi, bila penilaian salah, ujung-ujungnya dihukum,” terangnya.
Dengan kondisi semacam itu, maka yang perlu dievaluasi adalah penilaian dari personel dalam mengambil keputusan saat bertugas. Terutama saat memutuskan diskresi.
Pada tingkatan pendidikan dan lapangan perlu coaching clinic dengan simulasi-simulasi berbagai kondisi gangguan keamanan.
”Untuk mengasah pengambilan keputusan sehingga lebih tepat,” ujarnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan insiden razia berdarah di Lubuklingau, Sumatera Selatan, memberi sebuah pelajaran berharga bagi kepolisian.
- Heboh Polisi Tembak Polisi di Sumbar, Perintah Kapolri Tegas!
- Heboh Polisi Tembak Polisi, Komisi III DPR Bakal ke Sumbar
- Polda Riau Tangkap 270 Pelaku Narkoba, Irjen Iqbal: Ini Sesuai Perintah Kapolri
- Melantik Pengurus TP PKK Pusat 2024-2029, Mendagri Imbau Wujudkan Program Astacita
- Ketum TP PKK Mengingatkan Pentingnya Optimalisasi & Efisiensi Penggunaan Anggaran
- Mendagri Tito Karnavian: TP PKK Membutuhkan Sosok Pemimpin Kuat