Tjahjo: Perempuan kan Lebih...
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo membuat kejutan dengan merilis sembilan nama yang dia percaya duduk di tim seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019. Seluruh anggota panitia seleksi, ternyata berjenis kelamin wanita.
Namun demikian, ada jaminan kesembilan anggota pansel tersebut memiliki kemampuan mumpuni dan bebas dari kepentingan kelompok-kelompok tertentu.
"Saya enggak tahu kenapa wanita semuanya, tetapi saya yakin itu pilihan terbaik. Pilihan Pansel itu di luar dugaan semua. Perempuan kan lebih, lebih, lebih memiliki kelebihan gitu," ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Kamis (21/5).
Menurut Tjahjo, nama-nama anggota pansel dipilih Presiden Jokowi dengan mempertimbangkan berbagai tingkat kemampuan masing-masing. Mulai dari ahli psikologi, mengingat calon pimpinan KPK nantinya juga harus memiliki kemampuan yang komprehensif, dengan tidak hanya ahli di bidang hukum semata.
"Memilih orang kan perlu ada ahli psikologi. Seorang (pimpinan) KPK tidak harus ahli hukum, figur komisioner harus komprehensif intergal, jadi presiden mempertimbangkan itu. Saya kira langkah bapak presiden cukup akomodatif, menyerap pendapat berbagai pihak maka menyertakan tokoh-tokoh perempuan. Itu bagus dan terbebas dari kepentingan individu, maupun lain-lain," kata Tjahjo. (gir/jpnn)
BERIKUT 9 NAMA PANSEL PIMPINAN KPK:
1. Destry Damayanti, M.Sc (ketua merangkap anggota)
• Seorang ekonom, ahli keuangan dan moneter
2. Dr Enny Nurbaningsih, SH, (wakil ketua merangkap anggota)
• Pakar Hukum Tata Negara,
• Ketua Badan Pembinaan Hukum Nasional
JAKARTA - Presiden Joko Widodo membuat kejutan dengan merilis sembilan nama yang dia percaya duduk di tim seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi
- Gagas Program Jumandi, Kemenpora Gandeng Komdigi untuk Perkuat Kampanye Antijudol
- Kuasa Hukum: PT HDP Akan Terus Perjuangkan Status Aset di Medan Satria Bekasi
- Kanwil Bea Cukai Jakarta Rilis Kinerja Pengawasan Selama 2024 dalam Dukung Asta Cita
- Sinergi Tanpa Sekat Jadi Kunci Kemajuan Wilayah Metropolitan
- Tidak Sepakat dengan Prabowo, Gus Falah: Koruptor Tetap Dihukum dan Uang Rasuah Disita
- Rupiah Melemah Lagi, Misbakhun: Tidak Ada Hubungannya dengan Penggeledahan KPK di Kantor BI