Tjiptardo Bantah Dicopot Karena Kasus Gayus
Jumat, 21 Januari 2011 – 12:12 WIB
"Sulit lho (jadi Dirjen Pajak) karena dalam satu bulan saja harus cari uang Rp55 triliun. Lagipula, mana ada orang mau bayar pajak dengan ikhlas. Makanya diperlukan sosialisasi kesadaran dan kejujuran membayar pajak. Ini institusi yang sangat strategis dan pengelolaannya harus sungguh-sungguh karena negara sangat tergantung dari pajak," kata Tjiptardjo.
Sebelum meninggalkan kursi Dirjen Pajak, Tjiptardjo kembali mengatakan bahwa kelemahan di Ditjen Pajak yang harus terus dibenahi adalah bidang pemeriksaan, keberatan (banding,) juru sita, dan berbagai bidang lainnya yang berhadapan langsung dengan wajib pajak.
Bila ada yang dinilai belum berhasil dan diterima baik masyarakat, Tjiptardjo menganggap hal itu sebagai masa sekolah untuk dijadikan pembelajaran dan tugas bersama agar lebih baik lagi di masa akan datang.
Sementara perihal temuan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang melaporkan tentang rekening gendung para pejabat Ditjen Pajak, melibatkan rekening istri, anak dan keluarga pejabat, Tjiptardjo mengatakan bahwa hal itu merupakan kewenangan penegak hukum untuk mengungkap seluruhnya. Bila dibutuhkan, meski tidak menjabat lagi sebagai pejabat di Ditjen Pajak, Tjiptardjo siap dipanggil kapanpun untuk memberi keterangan.
JAKARTA — Mochamad Tjiptardjo turun dari jabatannya sebagai Direktur Jenderal Pajak Kementrian Keuangan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BERITA TERKAIT
- Pererat Hubungan Antar-Negara, Perpustakaan Soekarno Garden Bakal Dibangun di Uzbekistan
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng