Tjiptono Setyobudi: Migrasi TV Analog ke Digital Suatu Keharusan
“Secara institusi, akan berkembang banyak kanal TV baru, sehingga memungkinkan para pengelola stasiun televisi membuat kanal-kanal televisi yang lebih spesifik dan tersegmentasi,” kata dia.
Dia mencontohkan kanal untuk televisi anak-anak, rohani, olahraga, musik dan lain-lain. Dari sini nanti akan berkembang atau tumbuh content–content creator baru, sehingga akan tumbuh juga keperluan sumber daya manusia (SDM).
Menanggapi pertanyaan, apakah migrasi ke TV digital ini akan mengubah pola siaran dan pola menonton di masyarakat.
Tjiptono menjelaskan secara fisik untuk menonton siaran televisi digital akan lebih fleksible. Kalau sebelumnya mungkin hanya terdiam di ruang tamu, ke depan akan lebih bisa leluasa dalam memindah-mindahkan perangkat penerima digital televisi (mobile).
“Secara program, para pengelola bisa membuat rangkaian acara yang berkesinambungan, membuat kebiasaan baru dalam menonton dan menciptakan primetime acara,” kata dia.
Dari sisi persaingan industri Over The Top (OTT) dan Video On Demand (VOD) lebih terbuka juga dipertanyakan.
Untuk hal ini, Tjiptono menjelaskan secara prinsip, untuk saat ini segmentasi DTV, OTT dan VOD masih agak berbeda. Para pengelola media pada umumnya lebih menyukai dengan mengonvergensi media, sehingga saling melengkapi dan bersinergi.
“Biasanya para pengelola televisi akan memberikan keuntungan pada pengiklan dengan menyiarkan secara bersamaan, antara yang berbasis frekuensi dan berbasis jaringan (data),” katanya.
Migrasi dari siaran analog ke TV digital merupakan suatu keniscayaan sekaligus bagian dari perkembangan teknologi yang ada.
- Eks Pejabat di Balik SPPD Fiktif DPRD Riau Bakal Dicekal ke Luar Negeri
- Berkedok LC, 12 Wanita Vietnam Jadi PSK, Tarif Sekali Kencan Rp 5,6 Juta
- Ditjen Imigrasi Resmikan 2 Direktorat Baru, Apa Saja?
- E-Paspor Bakal Diterapkan Sepenuhnya
- KJRI Hamburg Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Waduh, 5 WNI Ini Ingin Jual Ginjal ke India, Diiming-imingi Uang Sebegini