TK Dorong Mega-SBY-Ical Duduk Bersama
Bahas Estafet Kepemimpinan Nasional
Jumat, 04 Mei 2012 – 19:49 WIB

TK Dorong Mega-SBY-Ical Duduk Bersama
JAKARTA – Politisi senior PDI Perjuangan, Taufik Kiemas mengaku tidak memikirkan calon presiden (capres) yang akan diusung partainya pada Pilres 2014 mendatang. Ketua MPR RI itu justru memilih fokus menggelar pertemuan tiga tokoh parpol besar, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, serta Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.
Maksud Taufik menginisiasi pertemuan itu adalah untuk membicarakan masalah regenerasi kepemimpinan nasional ke depan. “Saya untuk itu akan berusaha sekuat tenaga, karena persoalan ini bukan persoalan Pak Taufik dan SBY, Megawati, tapi ini (persoalan) regenerasi kita, empat pilar dan kelangsungan negara kita,” kata Taufik, kepada wartawan, Jumat (4/5), di Jakarta.
Sebelumnya diberitakan, tiga partai politik (parpol) besar, yakni Partai Demokrat, PDI Perjuangan dan Partai Golkar didorong bergabung dalam sebuah koalisi demi mendorong regenerasi kepemimpinan nasional. Menurut Kiemas, koalisi besar ini akan menjadi kekuatan signifikan dalam memunculkan pemimpin baru yang berkualitas.
Taufik mengatakan, secepatnya pertemuan tiga tokoh nasional itu akan digelar. Karenanya, dia berharap dukungan dari banyak pihak. "Secepatnya, asal didukung wartawan, jadilah (pertemuan) ini,” kelakar mantan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan itu.
JAKARTA – Politisi senior PDI Perjuangan, Taufik Kiemas mengaku tidak memikirkan calon presiden (capres) yang akan diusung partainya pada Pilres
BERITA TERKAIT
- Fraksi PKB Berharap MK Tolak Gugatan Terkait PAW Anggota DPR
- Bawaslu Incar Pemodal Politik Uang di PSU Pilkada Kabupaten Serang
- Yorrys Dukung Bahlil Menerapkan Pengelolaan Golkar Secara Modern
- Pakar Hukum Abdul Chair Dorong MK Tetapkan Pemenang Pilkada Banggai Tanpa Kembali PSU
- Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Ketidaktegasan Prabowo Memimpin
- Gibran bin Jokowi Tak Berkontribusi, Wajar Ada yang Meminta Ganti