TKA China dan Pekerja Lokal Bentrok di Morowali, ART Bereaksi Keras
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha (ART) angkat bicara merespons bentrokan TKA China dengan pekerja lokal di smelter PT GNI, Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Sabtu (14/1).
Menurut informasi yang dia peroleh, bentrokan itu menewaskan tiga orang, dua pekerja lokal dan satu TKA.
"Saya sangat menyayangkan insiden kebrutalan TKA China terhadap para pekerja yang ada di Morowali," kata Abdul Rachman Thaha melalui keterangan tertulis, Minggu (15/1).
Dia lantas menyentil Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang dianggap memberi karpet merah terhadap pekerja asing, terutama asal Tiongkok.
"Mana keberpihakan kalian terhadap masyarakat Morowali yang teraniaya begini? Negara harus hadir sebagaimana isi Nawacita-nya Jokowi (Presiden Joko Widodo, red)," ucap Abdul Rachman, Minggu (15/1).
Menurut dia, negara dan pemerintah jangan cuma hadir ketika melihat pertambangan strategis di Sulteng mendatangkan duit.
"Namun, begitu rakyatmu teraniaya, negara yang seharusnya hadir justru bungkam. Sungguh menyakitkan hati," kata senator yang beken disapa dengan inisial ART itu.
Anggota DPD RI asal Sulteng itu juga mendorong DPR RI meminta penjelasan pemerintahan Presiden Jokowi atas bentrokan yang terjadi antara TKA dengan pekerja lokal di Morowali.
Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha bereaksi keras atas bentrok antara TKA China dengan pekerja lokal di Morowali Utara, Sulteng. Tiga orang dikabarkan tewas.
- Sidang Korupsi Timah: Suparta Diberi Pidana Tambahan, Penasihat Hukum Minta Dipertimbangkan
- Dilaporkan Eks Staf Ahli DPD ke KPK, Senator Rafiq Al Amri: Apa-apaan ini?
- Sultan Mendukung Pemerintah untuk Membentuk Holding UMKM
- Soal Bentrokan di Rempang, Kompolnas Awasi Kerja Polisi
- Ini Penjelasan Polisi soal Bentrok di Rempang
- Prabowo Sebut Pilkada Mahal, Sultan: Sistem Politik Kita Perlu Disempurnakan