TKW Cantik asal Brebes Terbitkan Novel Kisah Hidupnya di Singapura
Ketika ada istilah Sunda dalam suatu paragraf, Juniar yang berasal dari tanah Jawa tidak mengerti. Ia ingin istilah itu di-Indonesia-kan.
Giliran ada istilah Jawa, para pengeditlah yang pusing. Keduanya tak tahu banyak. Alhasil, semua istilah ke-suku-an dihapuskan. Meski memang, masih ada beberapa bahasa Jawa yang dipertahankan.
Kurang dari satu tahun, novel itu sudah siap cetak. Juniar tidak banyak mencetaknya. Hanya lima puluh eksemplar saja.
Tiga puluh eksemplar untuknya. Dua puluh eksemplar lainnya, ia kirim ke kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah.
"Buku ini sebagai bukti kalau saya juga bisa sukses sebagai TKI. Supaya masyarakat di kampung tidak mencemooh saya lagi," katanya.
Kadar sukses menurutnya itu ya seperti sekarang ini. Ia telah berhasil menerbitkan satu buku seorang diri. Dan pernah dua kali ikut menulis secara keroyokan.
Wanita 34 tahun itu mulai merasakan makna hidupnya dua tahun belakangan. Saat itu, ia mulai mengurangi kegiatan hura-hura dalam hidupnya.
Ia mulai sering ikut perlombaan-perlombaan. Mulai dari perlombaan membaca puisi, karaoke, juga fashion show.
ORANG boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala