Tlupak Malam Jumat di Makam Bupati yang Ditembak Belanda
Nah, di lokasi kaki bukit tepatnya di batu besar dengan sebutan Pamungkas tadi, Tumenggung Brotonegoro akhirnya mangkat.
Lantaran hal tersebut, Tumenggung Brotonegoro lantas dikebumikan di puncak bukit Gombak. Tidak terkeculai istrinya dan kuda dan pekathik alias perawatnya. ‘’Cuma ada empat makam di atas,’’ kata Patok.
Benar adanya. Sesampainya di area makam, sebuah cungkup dengan tulisan Turangga Gaprik (Kuda Gaprik) telah menyambut.
Berjarak sekitar tiga meter dari makam kuda tunggangan Tumenggung Brotonegoro itu, ada satu nisan lagi. Tidak lain adalah pekathik-nya. ‘’Makam Tumenggung Brotonegoro ada di dalam sana,’’ tunjuk Patok.
Berada di sebuah bangunan menyerupai pendapa, dua makam diberi pembatas tepi berkain putih.
Ya, dua nisan yang telah dilapisi keramik putih itu disebut Patok sebagai makam Tumenggung Brotonegoro dan istrinya.
‘’Sekalian saya sapu dulu,’’ ungkapnya dilanjut menerangkan jika setiap seminggu sekali areal makam dibersihkan.
Selama 22 tahun sudah Patok menjadi juru kunci makam tersebut. Beragam pengalaman tentu telah dirasakannya selama itu.
Sang juru kunci makam Tumenggung Brotonegoro masih memegang teguh apa yang dipesankan leluhurnya. Tiap malam Jumat, makam mesti diberi nyala lampu tlupak.
- Elektabilitas Calon Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Melejit, Capai 62,2 Persen
- Mobil Dinas
- Warisan UNESCO
- Pawargo Gelar Halalbihalal, Pergelaran Reog Ponorogo Ikut Memeriahkan
- Ada Tradisi Pernikahan Sedarah di Ponorogo, Muhadjir Effendy Tegur Pak Bupati
- Bupati Ponorogo: Kebijakan Pak Jokowi Sudah Sangat Tepat dan Merakyat