TNI Hadapi Demonstrans, Bukti Pemerintah Amatiran
Minggu, 25 Maret 2012 – 08:08 WIB
Ditegaskannya, sangat disayangkan jika prinsip musyawarah untuk mufakat tidak diaktualisasikan. Sebaliknya, pemerintah yang mengaku menjunjung azas demokrasi di negeri ini justru cenderung memilih menggunakan otot dalam menghadapi rakyatnya sendiri.
Baca Juga:
"Kalau seperti itu cara menghadapi atau menyelesaikan persoalan, apa bedanya pemerintah dengan kelompok-kelompok tertentu yang terbiasa mengerahkan massa untuk menakut-nakuti lawan mereka?" kritiknya.
Bambang menambahkan, sah-sah saja pemerintah berkilah bahwa mengerahkan pasukan TNI dalam pengamanan unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM tidak melanggar aturan. Hanya saja, sambungnya, persoalannya bukan sekedar tidak adanya UU yang dilanggar.
"Persoalan utama dalam konteks ini adalah kualitas kearifan pemerintah merespons psikologi massa dalam alam demokrasi. Menakut-nakuti publik jelas tidak arif. Menurunkan pasukan TNI bukanlah solusi. Kalau publik turun ke jalan berunjukrasa, mereka ingin agar aspirasinya tak sekadar didengar tetapi juga ditanggapi. Bukan justru ditakut-takuti," tandasnya.(ara/jpnn)
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diingatkan untuk tidak mengerahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pengamanan terhadap aksi-aksi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Bakal Dijerat Pasal Berlapis
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Dugaan Plagiarisme di Bawah Sumpah Ahli Kejagung, Tom Lembong Disebut Diuntungkan
- Usut Kasus Korupsi di Kalsel, KPK Panggil Ketua DPRD Supian
- Binus University Buka Kampus Baru di Medan, Menyediakan Prodi-Prodi Unggulan
- Usut Kasus Korupsi Izin Tambang, KPK Panggil Rudy Ong Chandra