TNI Tak Bedakan Warga Tionghoa
jpnn.com - JAKARTA - Sampai saat ini, warga Tionghoa dinilai takut untuk masuk ke dalam kemiliteran Indonesia. Untuk itu, harus ada perubahan aturan kebijakan kesetaraan agar ada perubahan.
"Harus ada perubahan aturan kebijakan kesamaan kesataraan yang sama di tingkat undang-undang agar para warga Tionghoa ini tidak lagi minder," ujar pengamat militer LIPI, Jaleswari Pramodharwardani di acara peluncuran buku 'Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran Sejak Nusantara Sampai Indonesia' di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/12).
Bagi Jaleswari, tidak ada perbedaan ketika seseorang sudah masuk ke dalam dunia militer Indonesia. "Jadi kontribusi buku ini cara kita lihat kebhinnekaan kita," ujar Jaleswari.
Hingga saat ini, hanya satu di antaranya pejuang beretnis Tionghoa yang berlatar belakang tentara, yakni Laksamana Muda John Lie. John Lie dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada 10 November 2009.
Sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pemberian gelar pahlawan tidaklah didasari pada asal usul kelahiran ataupun etnis tertentu. Sebab, semua pejuang Tanah Air berpeluang mendapat gelar pahlawan. "Jadi mohon tidak memberikan kesan negatif terhadap sosok pahlawan yang didominasi etnis asli Indonesia," ujarnya.
Dia menyebutkan, jumlah tokoh pejuang yang telah mendapatkan gelar pahlawan tercatat 169 orang. Termasuk di antaranya adalah John Lie.
"Masih ada lagi tokoh pejuang etnis Tionghoa. Jadi bisa saja mengusulkan untuk dapatkan gelar pahlawan pula," ungkapnya.(rko)
JAKARTA - Sampai saat ini, warga Tionghoa dinilai takut untuk masuk ke dalam kemiliteran Indonesia. Untuk itu, harus ada perubahan aturan kebijakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila
- Legislator Golkar Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink, Ini Alasannya
- KPK Didesak Dalami Info Pertemuan Abdul Gani Kasuba dan Anak Komisaris Mineral Trobos
- Kutuk Aksi Carok di Sampang, Kiai Nasih Dorong Proses Hukum yang Cepat
- Pj Gubernur Sumut Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Perdagangan dengan Jepang
- Forum Kiai Jakarta Sebut Pernyataan Suswono Bukan Penistaan Nabi Muhammad