Toilet Bersih Pun 'Diperebutkan' Menpar-Gubernur
jpnn.com - LOMBOK - Ada momen haru biru di Seminar Wisata Halal Dunia di Hotel Lombok Raya, 17 Mare 2016, pagi sampai siang. Niat hati Menpar Arief Yahya hendak memberi contoh kepada masyarakat dengan membangunkan toilet bersih Lombok. Toilet tipe 27 seharga Rp 120 juta dan tipe 36 senilai Rp 150 juta, uang muka 1 persen, bunga cicilan 5 persen flat, jika dihitung tiket masuk Rp 2.000, sudah sangat sehat secara bisnis.
"Toilet bersih itu jangan lagi dikelola pemda, karena ujung-ujungnya tidak terawat, jorok dan mushalanya bau. Hampir semua begitu, ini fakta. Kalau setuju, saya mau memberikan contoh manajemen toilet, karena World Economic Forum (WEF) menempatkan Indonesia itu nomor 116, dari 144 negara soal healty and hygiene itu. Malu kita," ucap Menpar Arief Yahya di seminar yang diprakarsai Kompas dan Kemenpar itu.
Bagaimana tidak malu? Lombok itu World Best Halal Tourism Destinasi 2015. Indonesia berpenduduk muslim terbesar di dunia. Dan Islam mengajarkan "Kebersihan adalah sebagian dari Iman." Tetapi, toiletnya minta ampun, berbeda 180 derajad dari ajarannya. "Terus terang saya juga malu," ungkapnya.
Tiba-tiba Gubernur NTB Tuan Guru Muhammad Zainul Majdi angkat bicara. Dia memuji niat baik dan kesungguhan Menpar Arief Yahya itu. "Sudahlah. Pak Menteri biar mengurus yang besar-besar saja. Soal toilet biarlah urusan kami, kami yang akan mengurusnya. Kami malu. Terlalu kecil urusan toilet sampai ke Pak Menteri," kata dia.
Adegan haru itu sempat membuat peserta seminar itu terhenti sejenak. Semua pasang mata tertuju pada meja Menpar dan Gubernur yang duduk bersebelahan. Dua layar proyektor di depan juga ikut menjadi fokus perhatian sekitar 150 audience yang duduk di belakang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menjadi keynote speaker di Seminar soal Daya Tarik Indonesia sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia itu ingin memberikan yang terbaik buat Lombok. Gubernur Tuan Guru Zainul Majdi juga sangat hormat dengan niat baik tersebut dan tak ingin kehilangan muka.
Maka Gubernur yang muda dan cerdas itu pun mengambil posisi, yang menghandle urusan toilet. Tepuk tangan kencang membuat merinding seluruh audience. Inilah contoh dua pemimpin yang sama-sama beretika dan santun.
Dengan bahasa yang sangat santun, Tuan Guru pun "menyenggol" pada bupati dan walikota di NTB. Destinasi itu 100 persen milik kabupaten kota. Bukan kementerian, juga bukan provinsi. "Pajak, retribusi, ratusan miliar dari wisatawan itu masuknya ke kabupaten kota? Masak tidak malu, kok membangun dan menjaga toilet saja tidak mau?" ucap Tuan Guru lugas.
- Dirjen Nunuk Tegaskan P1 Tetap Prioritas Penempatan PPPK 2024
- Budi Arie Diperiksa Bareskrim, Habiburokhman Gerindra Merespons Begini
- Pembuat Kebijakan Perlu Memaksimalkan Keterlibatan Akademisi Dalam Perumusan Regulasi
- Lantik Satgas Crew 8, Wamentrans Optimistis Indonesia Swasembada Pangan
- Indonesia Wilayah Paling Strategis, Ketum LDII: Kita Harus Siap Bela Negara
- Ketua Dekopin Nurdin Halid: Program Makan Gratis Sejalan dengan Cita-Cita Koperasi