Tok! Pemerintah Sudah Bulat, Impor 1,6 Juta Ton Beras
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk mengimpor 1,6 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan impor beras dilakukan akibat mundurnya masa panen selama dua bulan.
“Seharusnya pada Maret-April itu sudah panen raya, sekarang mundur ke April, Mei, dan Juni, sehingga produksi menurun dan pemerintah kemarin memutuskan untuk melakukan impor,” ujar Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (16/2).
Selain merealisasikan impor, pemerintah juga meningkatkan akan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari 150 ribu ton menjadi 250 ribu ton.
Menurutnya, untuk mempermudah distribusi, paket beras SPHP dapat dikemas ulang dengan berat yang disesuaikan.
“Biasanya ‘kan SPHP kiloannya 5 kilogram. Jadi, untuk beberapa wilayah silakan didistribusi dalam kiloan yang lebih besar dan di lapangan diberi kesempatan untuk melakukan pengemasan ulang dari 50 kilogram atau 25 kilogram menjadi 5 kilogram," ucap Airlangga.
Biaya pengemasan ulang tersebut akan diganti oleh pemerintah.
“Kemarin itu solusi-solusi yang disampaikan,” katanya.
Pemerintah memutuskan untuk melakukan impor 1,6 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan domestik.
- Krisis Pangan Global Mulai Terjadi, Bagaimana Status Indonesia?
- Polres Serang & Petani Gelar Panen Raya Jagung di Lahan Seluas 10 Hektare
- Hipmi Nilai UU Minerba jadi Angin Segar untuk UMKM
- Bea Cukai Genjot Ekspor di Daerah Ini Lewat Langkah Kolaboratif dengan Berbagai Instansi
- Efek Kebijakan DHE 100 Persen, Saham Perbankan Hijau
- Laporan Utang Indonesia Melambat, tetapi Tetap Naik, Ada Apa?