Tokoh Alumni GMNI: Jangan Sampai KPK Dijadikan Alat Politik

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Persatuan Alumni GMNI Prof H Soedijarto angkat bicara terkait polemik antara KPK dan Polri. Soedijarto menilai KPK terkesan mempermalukan institusi Polri dan Kepresidenan.
“Penetapan tersangka calon Kapolri Budi Gunawan oleh KPK lebih terlihat aspek politiknya dibandingkan upaya penegakan hukum yang berkeadilan," ujar Soedijarto Jumat (13/2).
Menurutnya, KPK terkesan tergesa-gesa masuk dalam domain politik. Kata dia, itu adalah hal yang berbahaya. Sebab, KPK telah mempermalukan institusi kepresidenan dan Polri.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa ketertarikan KPK di ranah politik itu muncul, ketika KPK dilibatkan dalam proses penjaringan para calon menteri. Dia menilai ada oknum KPK yang mencoba mengambil domain politik dengan memberikan cap kepada calon-calon menteri: merah dan kuning.
“Bisa jadi hal itu tidak terlepas dari momentum KPK yang tiba-tiba dan meninggalkan kasus-kasus korupsi besar seperti kasus Century, mafia migas dan lainnya,” paparnya.
Atas dasar hal tersebut, kata dia, PDIP harus merekomendasikan kepada pemerintah, DPR, dan Polri untuk betul-betul cermat mencari pihak yang mencoba mengadu domba institusi negara dengan menggunakan korupsi sebagai alat politik. "Jangan sampai institusi KPK yang berwibawa dikalahkan oleh ambisi orang per orang yang menggunakan KPK sebagai alat politik," tegasnya. (mas/jpnn)
JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Persatuan Alumni GMNI Prof H Soedijarto angkat bicara terkait polemik antara KPK dan Polri. Soedijarto menilai KPK terkesan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hadiri Kegiatan Unika Atma Jaya, Menag Bicara soal Tantangan Keberagaman di Indonesia
- Boni Hargens Kagumi Kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
- Beri Layanan Terbaik, ASABRI Kunjungi Penerima Pensiunan
- Tanggapi Tagar #KaburAjaDulu, Boni Hargens: Prabowo-Gibran Sangat Menghargai Kritik
- Bantah Suap Hakim, Pengacara Ronald Tannur Minta Maaf kepada Heru Hanindyo
- Prabowo & Gibran Kompak Hadir Penutupan Kongres Demokrat, Lagu Kamu Ngga Sendirian Berkumandang