Tokoh Buruh Daerah Pilih Rayakan May Day 2025 Secara Damai

Tokoh Buruh Daerah Pilih Rayakan May Day 2025 Secara Damai
Tokoh buruh daerah memilih merayakan May Day 2025 secara damai dan tetap mempertimbangkan stabilitas sosial serta ekonomi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Menurutnya, May Day bukan hanya soal tuntutan, tetapi momentum menyatukan kekuatan pekerja, pengusaha, dan pemerintah.

“May Day is Collaboration Day, semangat harus tetap digelorakan, mari kita rajut kebersamaan untuk peningkatan kesejahteraan pekerja dan produktivitas nasional,” ujarnya.

Muhammad menegaskan bahwa produktivitas nasional dan kesejahteraan tidak dapat dipisahkan dan hanya bisa dicapai melalui kerja sama yang solid di tengah krisis global yang kompleks.

Sementara itu, Ketua Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Kehutanan Indonesia (FSP Kahutindo) PPU, Dedi Saidi justru mengambil langkah perubahan dengan membatalkan niat turun ke jalan dan memilih jalur dialog.

"Sebetulnya saya mau turun ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) PPU, tetapi saya batalkan. Saya lebih suka berdialog ketimbang turun ke jalan," tegasnya.

Dedi mengambil pendekatan persuasif dan berkelanjutan untuk menampilkan citra buruh yang konstruktif dan positif.

"Kami ingin menunjukkan bahwa buruh bukan hanya bisa menyuarakan tuntutan, tetapi juga mampu berkontribusi positif untuk lingkungan sekitar dan perusahaan tempat kami bekerja,” katanya.

Dia memandang May Day sebagai momentum memperkuat komunikasi dan musyawarah. Semua persoalan bisa dicarikan solusi dengan cara komunikasi, musyawarah mufakat. (esy/jpnn)

Tokoh buruh daerah memilih merayakan May Day 2025 secara damai dan tetap mempertimbangkan stabilitas sosial serta ekonomi


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News