Tokoh Kebebasan Pers Myanmar Sabet Pen of Freedom

Tokoh Kebebasan Pers Myanmar Sabet Pen of Freedom
Dr Htut Aung, tokoh pers Myanmar yang juga CEO Eleven Media Group (kanan) menerima penghargaan Pen of Freedom 2013 dari WAN-IFRA yang diserahkan oleh Presiden Editor World Forum Erik Bjerager dalam acara pembukaan World Newspaper Congress di Bangkok, Thailand, Senin (3/6).
Kantor mereka pernah digerebek intelijen militer. Bahkan, ada redaktur grup media pimpinan Htut Aung yang harus dipenjara dan dihukum mati karena dianggap makar terhadap pemerintahan. Htut  Aungsendiri pernah ditangkap tahun 2011, meski akhirnya kemudian dibebaskan.

Presiden Editor World Forum, Erik Bjerager mengatakan, penghargaan Pen of Freedom yang diberikan untuk Aung Aung sudah melalui proses yang panjang. Ia dinilai ikut andil membentuk Myanmar yang kini dalam masa transisi pemerintahan menuju ke arah yang lebih demokratis.

"Myanmar sedang membangun untuk jangka panjang, dan media memiliki peran penting selama masa transisi guna meletakkan dasar yang kokoh bagi generasi mendatang. Seorang pria yang mengetahui hal ini lebih daripada orang lain adalah penerima penghargaan kami, Dr Dari Htut Aung," tegas Bjerager.

Di bawah kepemimpinan Htut Angu, sambung Bjerager, Eleven Media Group telah berkembang secara bisnis meskipun pernah melalui tahun-tahun penuh kesulitan. "Ia membangun bisnisnya dari level paling bawah ke atas. Ia menghadapi tekanan pemerintah yang berat. Meskipun demikian, ia secara konsisten menentang pembatasan kebebasan berekspresi. Dr Htut Aung berdiri untuk junta, dan hari ini, Eleven Media terus memperluas batas-batas kebebasan yang ditemukan Myanmar," ungkap Bjerager.

BANGKOK - Dr Htut Aung, Chairman dan CEO Eleven Media Group di Myanmar yang dikenal karena keberaniannya melawan sensor penguasa di negerinya, dianugerahi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News