Tokoh Masyarakat dan Penyintas Pegang Peran Penting Sosialisasikan Bahaya Covid-19
![Tokoh Masyarakat dan Penyintas Pegang Peran Penting Sosialisasikan Bahaya Covid-19](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/10/06/satuan-tugas-penanganan-covid-19-24.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Tokoh masyarakat menjadi salah satu sosok terbaik untuk menyosialisasikan bahaya COVID-19 dan cara pencegahannya, sehingga masyarakat bisa lebih paham dan tidak lebih jauh memandang pasien COVID-19 dengan stigma negatif.
"Jadi pendekatan paling bagus adalah dari tokoh-tokoh yang paling dekat dengan mereka. Bisa tokoh agama, tokoh masyarakat," kata pengajar KSM Psikiatri FKUI/RSCM Dr. dr. Hervita Diatri, Sp.KJ(K) dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (28/12).
Dia mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kelompok orang yang paling sering menganggap COVID-19 tidak ada atau merasa bahwa mereka tidak akan tertulari COVID-19 adalah kelompok masyarakat dengan usia 17-29 tahun.
Kemudian juga kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi dan pendidikan lebih rendah.
Pada kelompok masyarakat usia 17-29 tahun, mereka mungkin dapat mengakses informasi tentang COVID-19 dari media sosial atau media informasi lain secara daring.
Namun gaya bahasa yang disampaikan oleh media terkait isu COVID-19 tampaknya belum benar-benar efektif menarik perhatian kelompok tersebut.
Tokoh masyarakat dan penyintas harus memiliki materi terpercaya saat memberi sosialisasi bahaya Covid-19.
- Satgas Covid-19 Tegaskan Pintu Masuk Indonesia Terus Diperketat Cegah Omicron
- Cegah Penyebaran Omicron, Ini Daftar 14 Negara yang Dilarang Masuk Indonesia
- Jelang PTM 100 Persen, Bu Retno Ungkap Pelanggaran Protokol Kesehatan di Sekolah
- Satgas Covid-19 Perketat Pintu Masuk di Batam Menyusul Temuan Tes PCR Palsu
- Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Lakukan Hal ini Agar Terhindar dari Omicron
- Ada 8 Kasus Omicron, Satgas Covid-19 Minta Rumah Sakit Lakukan Ini