Tokoh NU Hilang dari Kamus Sejarah, Rachman Thaha Sampaikan Catatan Tajam
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha angkat bicara merespons hilangnya nama tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari dari entry khusus yang disusun secara alfabetis dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I bikinan Kemendikbud.
Dalam keterangan yang diterima JPNN.com, Kamis (22/4), Rachman Thaha mengaku khawatir bangsa ini kian nyata mau dibawa ke era abai sejarah dan sekulerisme.
Kecenderungan itu menurut dia telah dipertontonkan secara beruntun dari peniadaan pendidikan agama. Lalu, larangan bahkan terhadap sebatas imbauan bagi siswa sekolah negeri untuk mengenakan busana sesuai ajaran agamanya.
"Juga, pemerasan Pancasila menjadi Ekasila, menunggangi pernyataan Bung Karno yang saya perkirakan lebih untuk menafikkan sila pertama Pancasila. Sekarang, hilangnya nama KH Hashim Asy'ari dari kamus sejarah," ucap Rachman.
Bila hal tersebut dianggap sebagai kebetulan, kata senator kelahiran Palu, 17 September 1979 ini, maka pertanyaannya adalah mengapa semua kebetulan itu punya benang merah?
Spesifik Nadiem Makarim, dalam catatan Rachman, dia punya torehan positif. Misalnya terkait critical thinking, creativity, communication, dan collaboration.
"Namun, Nadiem tak punya wawasan filosofi dan sejarah yang meyakinkan dalam cakrawala berpikirnya. Kendali kepemimpinannya juga rapuh," ucap Rachman.
Hasilnya, kata dia, adalah muatan pendidikan yang mengarah pada materialisme gersang. Kebermaknaan hidup menjadi terkunci pada measurable, numeric productivity.
Anggoota DPD RI Abdul Rachman Thaha sampaikan kritik tajam atas hilangnya nama tokoh pendiri NU KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia.
- Anggota DPD RI Ning Lia Bertemu Penjabat Gubernur Jatim untuk Serap Aspirasi untuk Kemajuan Daerah
- Senator Filep Wamafma Mengapresiasi Kemendikbud Tetap Jalankan Program Beasiswa PIP dan KIP Kuliah
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Jam Tangan Dirdik Jampidsus Kejagung Disorot, ART: Sikapi dengan Bijak
- Anggota DPD RI Lia Istifhama Mengapresiasi Kejagung Tindak Tiga Hakim Terduga Terima Suap
- Dukung Indonesia Gabung BRICS, Sultan: Ekonomi Indonesia Perlu Tumbuh 8 persen