Tokoh Papua Ingatkan Benny Wenda Jangan Mencari Sensasi

Oleh: Yanto Khomlay Eluay

Tokoh Papua Ingatkan Benny Wenda Jangan Mencari Sensasi
Ketua Presidium Putra-Putra Pejuang Pepera 1969, Yanto Eluay sekaligus Tokoh Adat yang menggantikan Almarhum Theys H Eluay. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sejarah kelam masa lalu Papua merupakan suatu proses dalam menuju kehidupan masyarakat Papua yang lebih baik. Masa lalu merupakan suatu pengalaman yang berarti untuk menuju masa depan yang lebih baik.

Pikiran yang sederhana salam solusi penyelesaian permasalahan di Tanah Papua. Yaitu

sebagai pemimpin masyarakat hukum adat, kewajiban dan tanggung jawab yang ada dalam jabatan adat, saya wajib menyelamatkan masyarakat adat dari semua aspek.

Termasuk mati dan hidupnya wajib dilindungi, jangan mati kelaparan, mati kekurangan gizi, mati karena kebodohan dan lebih khusus mati karena ideologi yang diyakininya.

Masyarakat Papua sebagai umat beragama, tanah Papua sebagai “Tanah Injil", saya memakai istilah "revolusi iman" pemberontakan iman mengalahkan semua keinginan daging sebagai manusia biasa, menjadi "Wajah Kristus" dalam perilaku hidup, mendasari hidup dengan "prinsip mengampuni" yang total dalam merefleksikan Hukum Tuhan "Kasihilah Sesamu Manusia".

Ini adalah dua hal subjektivitas yang mendasari saya untuk menyikapi situasi dan kondisi Papua salam pergerakan dan perjuangan saya saat ini.

Termasuk dalam menyikapi manuver Saudara Benny Wenda dan Saudara-saudaraku lainnya, baik di atas tanah Papua dan di manapun.

Perbedaan ideologi dipupuk oleh perbedaan ras dan agama dalam konteks kita sebagai WNI.

Kita bangkit dari lembah kekelaman berjalan salam Terang Kristus dan membangun masyarakat adat yang bermartabat, mempunyai jati diri, wibawa dan kehormatan di atas tanah Papua dalam bingkai NKRI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News