Tokoh PDIP Sebut Ibu Sudah Linglung

Tokoh PDIP Sebut Ibu Sudah Linglung
Tokoh PDIP Sebut Ibu Sudah Linglung
"Mestinya setelah keluar, sudah tak bisa diganggu gugat. Bukan malah direvisi, bahkan mesti dipahami lantaran selembar SK bisa mengganggu kondusifnya sebuah daerah seperti di Tabanan saat ini. Mestinya dikaji dulu secara matang," harap pria yang akrab disapa Pak Wes ini.

Dengan kondisi ini, Pak Wes mengharapkan semua pihak mesti segera mengambil langkah menurunkan tensi politik di Tabanan. "Jangan ikut terpancing. Kebijakan yang tak matang dari pusat, mesti disikapi lebih dewasa di Bali dan Tabanan khususnya. Mari berpikir untuk menjaga Tabanan, agar tak rusak," harap Pak Wes bijak.

Terus apa sikap DPD atas bakar-bakaran di Tabanan? Dikonfirmasikan ke Ketua DPD PDIP Cok Rat dan Sekretris DPD PDIP Nyoman Partha HP-nya tidak aktif. Namun, menurut penjelasan Wakil Ketua DPD PDIP Bidang Infokom Adenan dua pengurus ini ke Jakarta. Ada kemungkinan mau mendatangi Ketua Umum PDIP Megawati. "Saya belum bisa pastikan, jika Cok Rat dan Nyoman Partha murni untuk bertemu Ibu (Mega). Yang pasti ada kemungkinan ada urusan DPRD Bali dan bisa sekaligus menghadap ke Ibu. Dan, jam 09.00 pagi tadi (kemarin) berangkat ke Jakarta," sebut Adenan.

Bagaimana sikap DPD dengan kondisi Tabanan? Adenan mengatakan jelas semua kader sedih atas rekomendasi jilid II. Apalagi sampai ada kader yang teraniaya dengan rekomendasi tersebut. "Saya juga sedih, bahkan menangis. Namun mesti tetap tunduk atas keputusan partai. Dan, semua pihak mesti dewasa menyikapi realitas politik. Mungkin Ibu (Mega) ada alasan lain menyangkut rekomendasi ini yang tak bisa disampaikan ke publik," jawab Adenan. Uniknya dia mengaku sedih, padahal Adenan sendiri yang jemput rekomendasi jilid II yang membuat Tabanan bakar-bakaran. (art/aj)

TABANAN - LANGKAH kontroversi Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri mengeluarkan rekomendasi jilid II membuat Tabanan membara. Protes atas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News