Tokyo 2020: Ratu Sprinter Jamaika Kenang Masa Kecilnya yang Penuh Kekurangan, Tak Punya Sepatu
jpnn.com, TOKYO - Atlet lari Jamaika Shelly-Ann Fraser-Pryce adalah sprinter yang sangat diandalkan negaranya untuk bisa berprestasi di Tokyo 2020.
Siapa sangka, peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 ini dahulu berasal dari keluarga yang miskin.
Atlet kelahiran 27 Desember 1986 ini adalah spesialis di nomor 60 meter, 100 meter dan 200 meter. Namanya menjadi salah satu andalan Jamaika usai meraih beberapa gelar bergengsi seperti emas Olimpiade dan emas Kejuaraan Dunia.
Tidak heran dirinya dijuluki sebagai Pocket Rocket karena tubuhnya yang mungil dan memiliki kekuatan lari yang sangat cepat.
Fraser-Pryce adalah wanita tercepat kedua sepanjang masa dengan catatan waktu 10,63 detik di bawah Florence Griffith yang punya catatan 10,49 di Olimpiade Seoul 1988.
Sang pelari akan mengincar medali emas ketiganya pada nomor 100 m di Olimpiade Tokyo 2020, Sabtu (31/7) WIB, sebelum memutuskan pensiun usai Kejuaraan Atletik Dunia pada 2022 mendatang.
Selain memiliki sederet prestasi di trek lari, Shelly-Ann Fraser-Pryce ternyata memiliki hati yang mulia dengan membantu anak-anak tidak mampu. Hal ini ia lakukan karena terdorong dari pengalaman kelam masa kecilnya.
Fraser-Pryce kecil tumbuh di Waterhouse, sebuah daerah miskin di kota Kingston, Jamaika. Di mana sejak kecil ia menjalani kehidupan serba susah hingga tidak pernah menggunakan alas kaki saat pergi sekolah.
Atlet lari Jamaika Shelly-Ann Fraser-Pryce mengenang masa kecilnya yang pernah hidup miskin dan serba kekurangan.
- Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Percepat Hapus Kemiskinan, PNM Raih Penghargaan dari Kemenko PMK
- Prabowo Ingin Berguru dari China Cara Mengatasi Kemiskinan
- Inilah Misi Prabowo ke China, Ada soal Pemberantasan Kemiskinan
- Konon Inilah Penyebab Pengangguran di Palembang