Tol Demak

Oleh: Dahlan Iskan

Tol Demak
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SAYA mondar-mandir Semarang-Demak. Kemarin. Salah satunya ke pusat riset stem cell dan kanker di Semarang. Baru. Hebat. Yang dipimpin salah satu dari tiga ''dewa'' stem cell Indonesia: Prof. Dr. Agung Putra itu.

Sudah lama saya ingin lewat Tol Semarang Demak. Tetapi belum juga jadi. Yang sudah beroperasi baru satu ruas: Sayung-Demak. Sepanjang 16 km. Sedang yang Sayung-Semarang belum jadi.

Maka setelah sampai Sayung saya harus kembali ke jalan lama. Yang ruwet itu. Yang macet itu. Yang menguji kesabaran itu.

Baca Juga:

Malam itu saya tiba di Demak sudah malam. Saya harus makan malam dulu di warung teman lama: Anne Avanti.

Sebelum itu saya harus ke makam Mbah Genuk di pusat kota Semarang. Kelak saya harus bikin cerita soal keramatnya lokasi strategis itu.

Saya sangat maklum mengapa ruas tol Sayung-Semarang (Kaligawe) belum juga selesai. Inilah ruas jalan tol yang paling sulit se Indonesia. Uang saja tidak bisa menyelesaikan –apalagi kalau tidak ada banyak uang.

Khususnya yang 6 km.

Yang seperti kolam tambak.

Sudah lama saya ingin lewat tol Semarang-Demak. Tetapi belum juga jadi. Yang sudah beroperasi baru satu ruas: Sayung-Demak. Sepanjang 16 km.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News