Tol Demak

Oleh: Dahlan Iskan

Tol Demak
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Semua perencanaan, tender, dan penunjukan sudah selesai," ujar Pramusinto, direktur PT PPSD (Pengelola dan Pengembang Jalan Tol Semarang Demak).

Ia biasa dipanggil Ito. Kantornya di Sayung. Saya diminta mampir. Untuk diajak berperahu keliling lokasi proyek.

Saya menyesal tidak bisa memenuhi tawaran itu. Berperahu di senja seperti kemarin pasti asyik: asyiknya orang pusing memikirkan bagaimana membangun jalan tol di lahan seperti itu.

Ito lulusan akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Lalu mengambil S-2 sumber daya manusia di Universitas Andalas. Tetapi SMA-nya di SMAN 8 Yogyakarta. Satu angkatan dengan Kapolri sekarang.

Meski jarang ke Demak, saya sangat gembira mendengar keterangan Ito itu. Ini kabar gembira bagi orang Demak. Juga bagi orang Jepara, Kudus, Pati, sampai Rembang. Ada harapan jelas siksaan lalu-lintas di kawasan itu segera berakhir.

Sebenarnya Ito menawarkan rute berperahu yang menarik: melihat kuburan apung. Yakni kuburan di tengah lautan air.

Dulunya kuburan itu di tengah perkampungan. Kian tahun air rob dari laut kian tinggi. Perumahan di situ tenggelam. Penduduk mengungsi. Yang mati ditinggal di situ.

Kalau air lagi surut kuburannya terlihat. Seperti kuburan yang mengapung. Hanya di saat seperti itulah ada yang berperahu berziarah kubur ke situ.

Sudah lama saya ingin lewat tol Semarang-Demak. Tetapi belum juga jadi. Yang sudah beroperasi baru satu ruas: Sayung-Demak. Sepanjang 16 km.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News