Tolak Bala, Bocah 3 Tahun Dikawinkan
Rabu, 02 Desember 2009 – 10:55 WIB
Sementara itu menurut pengantin pria, Roby Ginting menyebutkan, bahwa tradisi ini dilakukan hanya untuk mengikuti keinginan orang tua dan membantu saudara sepupunya alias impal yang sering sakit-sakitan dan berharap agar sepupunya itu dapat sembuh dari sakit yang sejak lama telah dideritanya.
"Kawin gantung ini untuk mengikuti keinginan orang tua untuk membantu saudara sepupu aku yang sering sakit, makanya dengan acara ini aku berharap agar sepupuku itu dapat sembuh dan tak sakit-sakitan lagi," ujarnya.
Amatan pada tradisi acara kawin gantung suku Karo itu, terlihat setelah selesai acara pernikahan seluruh kerabat dan keluarga kedua mempelai menari bersama dan kemudian memberikan sumbangan kepada kedua mempelai yang dilakukan sanak keluarga dan kerabat.
Beberapa tetua adat suku Karo yang ditemui menjelaskan, dalam acara ini seluruh keluarga berharap agar Emi Pehulisa Br Sitepu tidak sakit-sakitan lagi dan usaha keluarga menjadi lancar. Para pemuka adapt juga mengungkapkan nantinya setelah kedua mempelai dewasa, keduanya tidak diwajibkan untuk menikah sah menurut agama dan hukum pernikahan, semuanya tergantung dari keinginan kedua mempelai nantinya.(aswin)
BINJAI-Tradisi adat suku Karo dalam pelaksanaan kawin gantung dilakukan untuk upah-upah (tepung tawar, red) sekaligus tolak bala ini tergolong unik.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius
- Banjir Merendam 2.014 Rumah di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun
- Digikomfest 2024 Dorong Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah
- Kapolres Banyuasin Membagikan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa SDN 13 Air Kumbang