Tolak Bom

Oleh: Dahlan Iskan

Tolak Bom
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

"Sebenarnya hadis-hadis palsu itu dimunculkan untuk kebutuhan perang melawan kekaisaran Utsmani," katanya.

Bahrawi punya dua anak. Yang sulung lagi kuliah bisnis di Edinburgh, Skotlandia. Untuk S-2, sedangkan adiknya masih kuliah S-1 di UM Malaysia.

"Apakah anak-anak masih bisa bahasa Madura?" tanya saya.

"Masih sangat fasih," ujar Bahrawi. "Ibu mereka, kan, juga Madura, meski kami dipertemukan di Jakarta," tambahnya.

Bahrawi terus mengamati perkembangan di Syria. Utamanya ke arah mana Syria akan menuju. Bagaimana pula hubungannya dengan organisasi-organisasi terorisme internasional. Ketidakstabilan di sana bisa merangsang munculnya ekstremitas.

Kalau "hukum revolusi" juga berlaku di Syria maka sulit berharap negara itu akan stabil dalam waktu lima tahun ke depan.

Kita pun dulu begitu. Setelah runtuhnya penjajahan Belanda terjadi ketidakstabilan yang panjang.

Pun setelah runtuhnya Orde Lama. Demikian juga setelah runtuhnya Orde Baru.

Pertanyaan penting tentang Syria atau Suriah, akan menjadi negara apa setelah penguasa lamanya runtuh? Republik Islam seperti Iran, Iraq, atau Pakstan?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News