Tolak Oposisi, Golkar Remehkan Rakyat
Rabu, 15 Juli 2009 – 09:40 WIB
JAKARTA – Wacana Partai Golkar akan bergabung ke Partai Demokrat pasca pilpres terus dikecam. Kecaman bukan hanya dari mitra koalisi SBY-Boediono, tapi juga dari pengamat politik. Cap yang kemudian diberikan ke Golkar adalah partai oppurtunis. "Kalau memang Golkar tidak mau menjadi oposisi, saya berani mencap partai itu sebagai partai yang oppurtunis dan pragmatis. Artinya partai itu hanya mengekor kepada yang sudah berjaya tanpa mau berjuang,” kata pengamat politik LIPI Lili Romli, kepada INDOPOS, kemarin (14/7).
Menurutnya, kekalahan Golkar dalam Pilpres 2009 ini harus diterima dan sebagai konsekuensinya harus menjadi partai oposisi. Lili menyatakan andaikan Golkar ingin kekuasaan, seharusnya sudah sejak awal tidak memaksakan Jusuf Kalla maju sebagai capres untuk bersaing dengan SBY.
Baca Juga:
“Kalau memang ingin bergabung kenapa tidak dari awal sebelum pendaftaran capres. Saya pikir saat ini Golkar hanya ingin enaknya aja, tidak mau berkeringat, seperti halnya yang dilakukan oleh partai koalisi pendukung SBY,” ungkapnya.Sementara pengamat politik UI, Arbi Sanit mengatakan politisi Golkar yang berkeinginan tetap berada dalam kekuasaan merupakan sikap yang tidak tahu diri. Tujuan mereka adalah untuk kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan rakyat dan partainya. “Mereka itu orang-orang Orde Baru yang tidak mengerti demokrasi sehingga menolak untuk menjadi oposisi,” kata Arbi.
Menurutnya, demokrasi adalah kedaulatan rakyat melalui pemilu. Melalui pemilu, rakyat berhak untuk memilih siapa yang pantas dan tidak pantas.Mereka berhak atau tidak berhak untuk memimpin pemerintahan. “Hasil pemilu sudah jelas, Partai Golkar tergolong pihak yang tidak berhak untuk berkuasa. Masak masih ngotot untuk berada dalam pemerintahan. Itu berarti Golkar tidak menghormati suara rakyat,” ujar Arbi.Arbi menambahkan, Golkar akan tetap menjadi partai besar, jika para tokohnya berada pada posisi oposisi. Karena itulah merupakan jalan terbaik. (dil)
JAKARTA – Wacana Partai Golkar akan bergabung ke Partai Demokrat pasca pilpres terus dikecam. Kecaman bukan hanya dari mitra koalisi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
- Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
- Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Segera Buka Program Amal Vokasi di KITB
- Said PDIP: Ibu Megawati Memang Tulus Bilang Terima Kasih kepada Prabowo, MPR, dan Rakyat
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran