Tolak Penambangan Emas di Minahasa
Kamis, 06 September 2012 – 16:00 WIB
Menurutnya, hal itu dibuktikan dengan pohon-pohon di sekitar TSF sudah banyak yang kering. Padahal pohon tersebut di sekelilingnya ada airnya. Ini menandakan air tersebut beracun. "Logikanya, pohon saja bisa mati apalagi kalau air tersebut diminum manusia. Berarti racun ini menyebar dan mengancam kehidupan masyarakat di lingkar tambang," ucapnya.
Dikatakan pula Tommy, masyarakat juga merasakan langsung dampaknya ketika hujan tiba. Sungai Batupangah yang ada disekitar lokasi penambangan menjadi kotor dan sudah tidak layak digunakan untuk mencuci pakaian apalagi untuk konsumsi.
"Ternyata tidak saja ketika hujan, kadang-kadang keruh dan kotor akibat kegiatan yang penambangan di Pit Kopra. Keluhan masyarakat ini ternyata setelah ditelusuri penyebabnya karena MSM dan TTN tidak mempersiapkan bangunan penahan sedimen di sekitar area sungai tersebut," pungkasnya. (awa/jpnn)
JAKARTA - Massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Transparansi Indonesia (AMTI) dan Sulut Mining Watch (SMW) mendatangi gedung Rajawali Grup,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB