Tolak Revisi PP 109, APTI Rembang: Petani Selalu Kena Imbas
jpnn.com, REMBANG - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) di wilayah Rembang, Jawa Tengah menolak rencana revisi beleid tentang, pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
Ketua APTI Rembang Sutiyo mengatakan revisi jelas semakin memberatkan petani karena posisinya berada di ujung mata rantai.
“Petani condong ke penolakan. Ketika regulasi ini keluar dan industri bereaksi dengan regulasi itu, maka yang paling ujung dan merasakan tekanannya itu petani. Petani ini di bagian bawah, selalu kena imbas,” ujar Sutiyoso.
Sutiyo mencontohkan beberapa waktu lalu ada isu kenaikan cukai, dan langsung berimbas kepada para petani, apalagi terkait rencana revisi PP 109.
Pihaknya sejauh ini juga tidak dilibatkan maupun tidak mendapatkan sosialisasi mengenai rencana pemerintah tersebut.
“Petani ini sedang galau sekali. Pertama, kami ini sedang mengalami dampak dari perubahan cuaca yang cukup merugikan dari proses pertaniannya. Ditambah dengan pandemi ini, jelas semakin memberikan dampak ekonomi yang cukup dalam bagi petani,” tutur Sutiyo.
Dijelaskannya, tembakau memiliki dampak yang besar sekali untuk wilayah Rembang.
Selain itu pertanian tembakau punya dampak terhadap kondisi ketenagakerjaan karena proses penanaman sampai produksi memerlukan banyak orang, yang kemudian menyerap banyak tenaga kerja.
Revisi PP 109 dinilai sangat memberatkan bagi para petani di wilayah Rembang, Jawa Tengah.
- Soal Industri Kretek Nasional, PB HMI Minta Presiden Beri Arahan Lembaga Terkait
- Bea Cukai Terbitkan NPPBKC untuk Perusahaan Hasil Tembakau Asal Probolinggo
- Syngenta Luncurkan Herbisida Padi Terbaru, Ini Keunggulannya
- Jaga Stabilitas Pangan, Kementan Minta Bulog Serap Gabah Petani Sesuai HPP
- Riyono Caping Ingatkan Bulog Fokus Serap Beras Petani, Singgung Perjanjian Kerja Sama
- Tani Merdeka dan Mahasiswa Aceh Bersinergi Dukung Swasembada Pangan