Tolak Uji Kompetensi Ulang
Jumat, 15 Juni 2012 – 04:08 WIB
Masih kata Retno, sertifikasi ulang ini sengaja dilakukan karena pemerintah ingin memetakan guru dengan gampang. Padahal, sertifikasi sudah dilakukan sejak 6 tahun lalu. Mengapa masih mencari data. "Kami kompeten atau tidak lihat ke kelas," tandas wanita berkerudung ini.
Sekjen Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Iwan Hermawan mengatakan, selama ini guru di Indonesia hanya jadi kelinci percobaan. Sejak dulu, penilaian guru selalu berubah-ubah. "Ini hanya sebagai proyek. LPTK yang mendidik guru justru menyalahkan hasil produknya," kata Iwan.
Dilanjutkan Iwan, kenapa hanya guru yang dievaluasi. Bagaimana dengan Kepsek dan pengawas. Selama ini tidak pernah ada evaluasi terhadap keduanya. "Kepsek tidak pernah ditanyakan kinerjanya. Banyak yang bodong. Padahal banyak guru berkualitas. Tapi pengawas dan Kepsek berkualitas ada tidak. Itu yang terjadi datang ke sekolah hanya tanda tangan saja. Mereka tidak melakukan pembinaan. Ada tapi jarang," tuturnya. (cdl/ris)
JAKARTA - Sertifikasi ulang terhadap 1.020.000 orang guru yang telah mengantongi sertifikat profesi mendapat penolakan dari kalangan pendidik. Alasannya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer
- Gandeng ITB, IDSurvey Kembangkan Green Leadership di Kalangan Mahasiswa
- Gelar Rektor Menyapa 2024, Universitas Mercu Buana Bagikan Beasiswa
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Kabar Baik untuk Guru, Siap-Siap Saja
- Cikarang Listrindo Kembangkan SMKN 1 Babelan Menjadi Sekolah Keunggulan