Toleransi di Australia, Biarawati tak Tanya soal Keyakinan

Toleransi di Australia, Biarawati tak Tanya soal Keyakinan
Para guru Indonesia berpose bersama Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di salah satu ruang di dalam Sydney Opera House pada Minggu lalu (18/3). Foto: TIMOTHY TOBING/KEDUBES AUSTRALIA JAKARTA FOR JAWA POS

’’Di sini (Australia) guru hanya menyampaikan materi paling 10–15 menit. Setelah itu para murid dibagi dalam kelompok untuk berdiskusi dan guru selalu mendampingi kelompok para murid yang kemampuannya paling rendah,’’ jelas guru di SD Budi Utama, Jogjakarta, itu.

Dengan demikian, lanjut Felix yang ditempatkan di Heany Park Primary School, Victoria, diskusi di kelas bisa berjalan lancar. Semua murid jadi berani untuk bertanya. Atau menyampaikan pendapat.

’’Dari situ mereka jadi terlatih untuk berpikir kritis,’’ katanya.

Dan, terlatih pula untuk berbeda pendapat tanpa harus gontok-gontokan. Sebuah fondasi kuat penghormatan kepada segala yang beda yang selama dua pekan telah dirasakan Khalif, Rabiatul, Mega, Felix, dan kawan-kawan guru mereka yang lain. (*/c5/ttg)


Toleransi di Australia dirasakan belasan guru Indonesia yang berkesempatan mengajar di negara tetangga tersebut.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News