Tolikara Dilanda Kerusuhan, Intel dan Aparat Keamanan Tak Bisa Disalahkan
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia, Wawan H Purwanto menilai aparat keamanan maupun para telik sandi tidak bisa disalahkan atas terjadinya insiden pembakaran musala di Tolikara, Papua, saat Idul Fitri (17/7) . Menurutnya, baik intelijen maupun aparat keamanan sudah berbuat yang terbaik sesuai kewenangan masing-masing.
Wawan mengatakan, sejak jauh-jauh hari Badan Intelijen Negara (BIN) sebenarnya sudah mencium potensi konflik di Tolikara. Hanya saja, instansi pemerintah yang dipimpin oleh Sutiyoso itu tidak bisa secara langsung mengambil tindakan pencegahan.
"Intel bukan eksekutor, ini berdasarkan Undang Undang 17 Tahun 2011 (tentang Intelijen Negara, red) dilarang tangkap-menangkap," kata Wawan di Jakarta, Selasa (21/7).
Wawan H Purwanto
Akhirnya, lanjut Wawan, BIN hanya bisa meneruskan informasi yang mereka miliki ke pemerintah dan aparat keamanan setempat. Dalam kasus Tolikara, dia meyakini bahwa hal itu juga sudah dilakukan oleh BIN.
Sementara aparat keamanan di Tolikara maupun Provinsi Papua pun tidak bisa disalahkan karena gagal mencegah aksi pembakaran. Pasalnya, meski sudah mendapat informasi dini dari BIN, mereka tetap tidak berdaya lantaran kalah jumlah.
Wawan menjelaskan, rasio jumlah aparat keamanan dengan penduduk di Papua saat ini adalah 1 : 8000. Karenanya, wajar jika aparat di Tolikara kewalahan dan terpaksa menggunakan senjata api saat menghadapi ratusan warga yang mengamuk.
JAKARTA - Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia, Wawan H Purwanto menilai aparat keamanan maupun para telik sandi tidak bisa disalahkan atas
- Oknum Anggota Polresta Banjarmasin Diadukan ke Propam Polri Gegara Diduga Lakukan Penyekapan
- Ramalan Cuaca di Riau Hari Ini, BMKG Sampaikan Peringatan Dini, Waspada
- Aset 6 Tersangka Korupsi 109 Ton Emas Disita Kejagung
- Gunung Ibu Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik 600 Meter
- 40 Bidang Tanah Milik Eks Bupati Kepulauan Meranti Disita KPK, Sebegini Nilainya
- Saksi Ungkap Alasan Mark Up Harga Tanah Rumah DP 0 Rupiah Jadi Rp 322 Miliar, Ternyata