Tolong, Ada 30 Pekerja Migran Indonesia Merana di Arab Saudi
"Beli sikat gigi saja susah, tidak dapat makan yang sepantasnya, tidak digaji, didiskriminasi sebab ada sebagaian pegawai restoran sudah diberikan gaji dan hanya pekerja Indonesia saja yang belum diberikan gaji," beber dia.
Rinto melanjutkan, memang pihak perusahaan tidak sepenuhnya lepas tanggung jawab kepada para PMI.
Perusahaan masih memberikan sembako secara terpisah setiap pekannya untuk 30 PMI.
"Hanya membantu sembako seminggu sekali untuk 30 orang PMI dan itu pun terbagi bagi. Contoh minggu ini sayuran, minggu depan beras, jadi kami 30 orang ini bingung karena tidak sekaligus," beber dia.
Selain soal gaji, status kerja Rinto dengan rekannya juga tidak jelas hingga saat ini. Pihak perusahaan tidak memberi kepastian atas kemungkinan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Sampai sekarang kami sudah bersabar untuk menunggu hak kami dan status kami ini untuk ke depannya," ucap dia.
Terlepas dari persoalan dengan pihak perusahaan, Rinto dan rekannya merasa bersyukur bahwa respons KJRI di Jeddah cepat atas persoalan para PMI.
KJRI sudah memberikan bantuan sembako berupa beras 160 kilogram, tuna kaleng satu dus, indomie tiga karton, kecap manis satu dus, dan saos sambal satu dus.
Pemerintah Indonesia belum bisa menjawab soal permintaan pemulangan 30 PMI di Arab Saudi itu.
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Migrants Day 2024, Menakar Urgensi Pendidikan Tinggi bagi Pekerja Migran Indonesia
- Lemhannas & Kemenlu Bersinergi Perkuat Ketahanan Nasional Melalui Kajian Geopolitik
- Lewat Program ini PMI di Singapura Dipersiapkan Agar Punya Masa Depan Lebih Cerah
- Bisnis Plasma Darah di PMI Dipertanyakan
- Agung Laksono Berikan Bantuan kepada Korban Kebakaran di Kemayoran