Tolong Behenti Kutuk Para Penderita HIV/AIDS
jpnn.com, SURABAYA - Angka penderita HIV/AIDS di Kota Surabaya, Jatim masih tinggi. Berdasar data, sepanjang tahun lalu ada sekitar 1.100 kasus.
Penanganannya memang tidak cukup dengan melakukan pengobatan dan keterlibatan dokter kesehatan saja.
Namun, butuh sosialisasi penyadaran yang menyentuh masyarakat dan melibatkan semua pihak.
Hal itulah yang diupayakan mahasiswa lintas program studi dan fakultas Universitas Airlangga di Aula Kecamatan Benowo.
Ni Ketut Alit Armini, pendamping mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata Inter Professional Education, menyatakan bahwa selama ini penderita HIV/AIDS seakan menjadi tanggung jawab dokter.
BACA JUGA : Banyak Pasien HIV/AIDS Takut Konsumsi ARV
Padahal, penanganannya membutuhkan peran dan uluran tangan berbagai pihak. ''Selain melakukan konsultasi ke dokter, penderita butuh bantuan psikolog, tokoh agama, keluarga, dan masyarakat sekitar,'' katanya.
Karena itu, kebiasaan masyarakat memandang hina, memojokkan, dan melabelkan penderita HIV/AIDS dengan kata-kata negatif harus disudahi.
Penanganan HIV/AIDS memang tidak cukup dengan melakukan pengobatan dan keterlibatan dokter kesehatan saja.
- Hasil Survei, Pria Lebih Tertarik Pakai Kondom Tipis Tanpa Tip, Okamoto Solusinya
- Hadir dengan Wajah Baru, Layanan Jak-Anter Beri Kemudahan Bagi Klien ODHIV
- Satgas MTF TNI Konga XVIII-O UNIFIL Terima Pembekalan dari UN Counselor
- Saga Ajak Ratusan Nelayan Makin Peduli pada Kesehatan lewat Penyuluhan
- Lestari Moerdijat Ajak Semua Pihak Dorong Pemenuhan Hak Perempuan di Lingkar HIV
- Pupuk Kaltim Gelar Seminar P2HIV/AIDS & Defensive Riding Bagi Pelajar di Bontang