Tolong Disimak, Indonesia Memiliki Problem dalam Ekosistem Informasi
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wahyu Dhyatmika menyebutkan, pandemi COVID-19 menunjukkan Indonesia memiliki problem ekosistem informasi.
Ia mengatakan, keberadaan hoaks dan misinformasi yang masif selama pandemi, hanya refleksi dari belum cukup kuatnya ekosistem informasi.
Menurut dia, ekosistem yang lemah disebabkan beberapa faktor. Misalnya sikap pemerintah tidak konsisten dalam penanganan pandemi dan sikap masyarakat yang menolak fakta.
"Di sisi lain ada polarisasi di masyarakat yang menyebabkan orang cenderung memilih percaya pada apa yang ingin dipercaya. Jadi post truth," kata Wahyu, dalam diskusi virtual dalam rangka kegiatan Hari Pers Nasional 2021, Sabtu (6/2).
Berkaitan dengan hoaks dan disinformasi, Wahyu membeberkan riset yang dilakukan Reuters di Oxford, Inggris.
Dalam riset itu, ujar Wahyu, menunjukkan peningkatan luar biasa di awal pandemi, terkait dengan hoaks dan disinformasi.
Menurut dia, riset Reuters mencatat sebanyak 60 persen persoalan selama pandemi terkait kemunculan disinformasi. Sisanya yakni membuat ulang informasi sesat atau hoaks.
Sebagai catatan, klasifikasi disinformasi yakni menyampaikan pesan, tetapi tidak diletakkan dalam konteks yang tepat.
Keberadaan hoaks dan misinformasi yang masif selama pandemi, hanya refleksi dari belum cukup kuatnya ekosistem informasi.
- Anggap Pernyataan Budi Arie Hoaks, Tim Pemenangan Pram-Doel Layangkan Somasi
- Jubir Pramono-Rano Pastikan Pernyataan Menkop Budi Arie Hoaks
- Budi Arie Dinilai jadi Korban Hoaks soal Judi Online
- Lawan Hoaks di Indonesia, TikTok Memperkenalkan Fitur Keamanan
- Cabup Empat Lawang Joncik Muhammad Diisukan Meninggal, Teman & Keluarga Menangis
- Kasus Hoaks Hamil di Luar Nikah Aaliyah Massaid Lanjut Gelar Perkara