Tomboi sejak Kecil, Bercita-cita jadi Petinju

Tomboi sejak Kecil, Bercita-cita jadi Petinju
TUGAS - Salah satu aksi petinju di acara "Ring Tinju" TVRI (kiri), serta aktivitas Dr Wahyuni R Homan saat memeriksa seorang petinju (kanan). Foto: Internet/Muhamad Ali/Jawa Pos. Montase: Arsito/JPNN.
Padahal, cedera yang dialami Guerrero tidak terlalu parah. Tetapi, karena ada kekhawatiran Guerrero akan kalah jika pertarungan dilanjutkan, dokter ring pun merekomendasikan kepada wasit agar pertandingan tidak dilanjutkan. Keputusan penghentian pertandingan saat kedua petinju masih terlihat bugar akibat insinden benturan yang berakibat salah satu di antaranya mengalamai pendarahan memang hal biasa terjadi di arena tinju profesional.

Keputusan kontroversial seperti itu juga pernah dialami Chris John ketika menghadapi Ricardo "Rocky" Juarez (AS) pada 28 Februari lalu di Houston, Texas, Amerika. Meski Chris John tampak mendominasi pukulan, wasit memutuskan draw sehingga dilakukan tarung ulang di MGM Las Vegas, Amerika Serikat, pada 19 September lalu. Hasilnya, Chris John dinyatakan menang angka mutlak.

"Tidak ada standar pertandingan harus dihentikan. Semua berdasar perasaan dokter bersangkutan. Kalau kita menganggap berbahaya jika pertarungan dilanjutkan, ya, kita hentikan," terang perempuan kelahiran Jakarta, 11 November 1967 itu.

Akrab dengan darah sudah dialami Wahyuni sejak memilih masuk fakultas kedokteran sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Tetapi, akrab dengan darah yang ditimbulkan aksi kekerasan di arena pertandingan baru dialaminya pada 2005, saat dipercaya ikut membantu menjadi dokter ring pada pertandingan tinju profesional di bawah pengawasan ATI.

Aksi kekerasan, cucuran darah, dan kadang berujung kematian umumnya membuat ngeri dan dihindari kaum wanita. Tetapi, tidak demikian halnya dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News