Tommy Maju Strategi Pecah Dukungan Ical
Jumat, 21 Agustus 2009 – 19:22 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mensinyalir, munculnya nama Tommy Soeharto dalam bursa calon Ketua Umum Partai Golkar hanya sebagai upaya untuk memecah dukungan dan kekuatan calon Aburizal Bakrie. Ini manuver politik karena Ical dikabarkan telah mengantongi dukungan setidaknya 60 persen jumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar tingkat I dan II. Siti mengingatkan Yuddy, bahwa untuk menang tidak harus menjadi penganut paham macchiavellian, tidak harus mengundang 'gizi' yang stigmanya buruk. Mengenai konsesi Tommy-Yuddy, dia memprediksi, jika Yuddy terpilih, maka putra mantan Presiden Soeharto itu akan diberikan posisi meskipun bukan ketua umum. Yuddy, lanjut Siti, dinilai juga tidak bisa meyakinkan semua faksi di Golkar dan tidak mendapat restu dari para sesepuh yang banyak mendukung Ical. "Mungkin itu menggundahkan pihak di luar Ical. Jadi, Tommy dihadirkan karena persoalan modal itu ternyata menentukan dan sangat menggoda," paparnya.
"Saya melihat, dia (Tommy, red) hadir dalam bursa calon Ketua Umum Golkar lebih untuk memecah konsentrasi dan kemungkinan menguatnya semua suara ke Ical," kata Siri Zuhro, usai diskusi di Gedung DPD, komplek Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (21/8).
Baca Juga:
Kemunculan Tommy, lanjutnya, didorong oleh Barisan Muda Golkar yang dinakodai Yuddy Chrisnandi yang tercermin dari respon positif dan sikap penerimaan dari Yuddy. "Apalagi untuk bersaing dengan Ical, Yuddy juga membutuhkan suntikan 'gizi'. Dari cara Yuddy menerima masuknya Tommy, kok sepertinya dia perlu 'ahli gizi'. Tapi saya khawatir terhadap konsekuensi yang akan timbul dari munculnya Tommy sebagai salah seorang kandidat," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mensinyalir, munculnya nama Tommy Soeharto dalam bursa calon
BERITA TERKAIT
- Politikus Senior PDIP Minta Presiden Prabowo Hentikan KPK Kriminalisasi Orang
- Politikus Senior PDIP Ini Nilai Megawati Nakhoda NKRI, Hasto Adalah Jangkarnya
- Megawati Sebut Mundur Lebih Terhormat daripada Dipecat, Sindir Jokowi?
- HUT ke-52 PDIP: Megawati Perintahkan Kader Bonding dengan Rakyat
- Pemerintah Pertimbangkan Melantik Dahulu Kepala Daerah Tak Bersengketa di MK
- Dituding Berperan Memenangkan Istri di Pilkada Serang, Mendes PDT Merespons