Tommy Soeharto Dinilai Layak Pimpin Golkar
Sebagai partai besar dan kaya pengalaman, kata Agus, Ketum Airlangga justru terombang-ambing tanpa kejelasan.
Buktinya, kata dia, Airlangga seharusnya diusung menjadi capres dan menggalang dukungan, tetapi saat ini namanya justru terhempas dari bursa capres dan hanya menduduki sebagai cawapres.
Itu pun, lanjut Agus, dengan tingkat elektabilitas rendah sebagai cawapres jika disandingkan dengan kader-kader partai lain.
“Kemampuan eksekutorial inilah yang tidak ditemukan pada elit partai politik di masa kini hingga dianggap lemah dan ragu-ragu," kata Agus Widjojanto.
Golkar sendiri, lanjutnya, merupakan sebuah organisasi yang dibentuk oleh Soeharto sebagai Ketua Dewan Pembina.
Kemudian hingga tahun 1998 berubah menjadi partai politik dengan nama Partai Golkar. Nama awal sebelum menjadi partai politik adalah Sekber Golkar atau Sekretariat Bersama Golongan Karya.
Pada pada akhir 1998, lanjut Agus, Golkar mendeklarasikan diri sebagai partai politik dengan mengusung semangat reformasi yang berintikan keadilan, demokrasi, dan transparasi. Dimana pendiri Partai Golkar adalah Soeharto dan Suhardiman.
“Menurut saya, hak yang sama sebenarnya juga ada pada diri Tommy Soeharto. Sebagai Keluarga Cendana, Tommy mempunyai hubungan sejarah yang tidak terpisahkan. Kehadirannya saat ini diharapkan bisa memberikan warna baru dan semangat baru dari partai beringin," urainya.
Tommy Soeharto mampu mengeksekusi setiap ide, pemikiran, inovasi, kreativitas, dan kepemikiran visi dan misi dan tentu saja karakteristik kepemimpinannya.
- Golkar Sentil Supian Suri soal Kartu Depok Sejahtera
- Golkar Jaksel Patroli Mencari Perusak Baliho RIDO
- Golkar Bantah Isu Soal Putusan PTUN yang Batalkan SK Kemenkumham
- Agun Gunandjar Sebut KPK Tersangkakan 2 Orang Baru di Kasus e-KTP
- Kalah Berulang Kali, Bang Zul Memaknai Buah Kebaikan Tak Harus Dipanen Langsung
- Golkar DKI Siapkan Saksi TPS Mengawal Suara Ridwan Kamil-Suswono