Tony Rafty, Wartawan Australia yang Pernah Meliput Perang di Surabaya (1)
Melaporkan Pertempuran dengan Sketsa
Senin, 15 Maret 2010 – 01:15 WIB
Pada masa perang kemerdekaan, pria yang piawai menggoreskan pena secara spontan itu juga menceritakan kedekatannya dengan Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno. Keberadaan Tony rafty di Surabaya dicatat arsip Perpustakaan Nasional Australia di Canberra sebagai wartawan asing pertama yang melaporkan tewasnya Jenderal Mallaby di Kota Pahlawan.
Menurut cerita Rafty, setelah diadakan gencatan senjata Indonesia dengan tentara Inggris, pertempuran berangsur-angsur reda. Tetapi, baku tembak antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya masih sering terjadi.
Bentrok bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945. Mobil Buick yang ditumpangi Brigjen Mallaby dicegat arek-arek Suroboyo ketika hendak melewati Jembatan Merah. Karena terjadi salah paham, terjadilah tembak-menembak yang mengakibatkan mobil jenderal Inggris itu meledak.
Peristiwa itu digambarkan Rafty dengan sangat ekspresif. Kalau gambar dan sketsa-sketsa lain dia goreskan dengan tinta hitam-putih, peristiwa pertempuran itu dia coretkan dengan tinta warna. Ada semburat warna merah dan nyala api kekuningan. Menurut Rafty, sebenarnya akan ada perundingan antara Soekarno dan Mallaby. "Dalam penerbangan dari Jakarta ke Surabaya, saya satu pesawat dengan Soekarno," katanya. (*)
Di sela mengikuti program Senior Editors Meeting di Australia, Pemimpin Redaksi Jawa Pos Leak Kustiya menyempatkan diri mengunjungi Tony Rafty. Dia
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408