Top, Kerajinan Hasil WBP Lapas dan Rutan Tembus Pasar Mancanegara

Bahkan, hasilnya sudah diekspor ke Perancis, Jerman, Belanda, Italia dan Timur Tengah. “Untuk narapidana di Lapas Kelas I Cirebon selain mengekspor hasil karya kerajinan rotan sintetis juga sudah mengekspor berupa bola kaki ke Brazil,” ujarnya.
Lebih lanjut Harun mengatakan, Ditjen PAS tidak hanya memberikan pembinaan dan pelatihan kepada narpidana di lapas yang mayoritas penghuninya laki-laki saja. Sebab, ada program pembinaan dan pelatihan kepada para narapidana perempuan.
Sebagai contoh, program pelatihan dalam membuat kerajinan itu sudah diterapkan di Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang. “Narapidana di sana sudah mengekspor tas, batik, payet ke Jerman,” tuturnya.
Menurut Harun, karya-karya para narapidana bisa diekspor ke luar negeri ini karena adanya kerja sama yang baik antara Ditjen PAS dengan pihak ketiga. Selanjutnya, pihak ketiga juga melatih narapidana secara bertahap dan berkesinambungan.
Jika hasil karyanya sudah layak jual, maka narapidana pembuatnya bisa memperoleh premi dari pihak ketiga tersebut. Bahkan, pihak Ditjen PAS hingga sekarang berupaya meningkatkan produktifitas para WBP.
Harun mengatakan, ada sekitar 550 napi yang sudah ahli dalam mengerjakan produk hasil kerajinan untuk pasar ekspor. Selain itu, Ditjen PAS juga mengikuti berbagai pameran untuk memajang kerajinan hasil kerativitas para napi.
“Semisal di galerry Sarinah Mall lantai lima di Gedung SMESCO Jakarta dan di Terminal 3 keberangkatan domestik Bandara Soekarno-Hatta yang difasilitasi oleh PT Angkasa Pura,” ucap Harun.
Sedangkan pelaksana tugas (Plt) Dirjen PAS Ma’mun mengatakan bahwa pembinaan terhadap para WBP yang memiliki keterampilan membuat kerajinan tangan juga untuk memberi bekal kepada mereka jika kelak kembali ke masyarakat. Dengan demikian ketika WBP usai menjalani masa hukuman bisa hidup produktif di tengah masyarakat.
Para warga binaan pemasyarakatan (WBP) ternyata mampu menghasilkan berbagai produk kerajinan bernilai komersial. Bahkan, prodok-produk WBP di bawah
- Dituding Kampus Abal-Abal, UIPM Tunjukkan Bukti Terdaftar di Kemenkumham RI
- Menkumham Mengeluh Kehilangan Rp 1 Triliun per Tahun
- Pasar Inovasi dan Kreativitas DJKI Bahas Urgensi Hak Cipta
- Menkumham Dorong Peningkatan Inovasi dan Perlindungan Paten
- Menkumham Dorong Semua Unit Kemenkumham Punya Pojok Baca
- Menkumham Berikan Penghargaan untuk Pegawai Teladan di HDKD