Top Of Mind Litbang Kompas: Elektabilitas Ganjar 34,1 Persen, Ungguli Prabowo dan Anies

jpnn.com, JAKARTA - Litbang Kompas baru saja merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas tiga bakal calon presiden, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan pada Senin (21/8).
Berdasar data Litbang Kompas menunjukkan Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tertinggi dengan 34,1 persen, mengungguli Prabowo yang memiliki 31,3 persen, dan Anies dengan 19,2 persen.
Selain itu, Litbang Kompas juga memperlihatkan hasil simulasi dengan variasi jumlah nama calon presiden.
Dalam simulasi pemilihan bebas dengan sepuluh nama calon, Ganjar mendapat 29,6 persen, Prabowo 27,1 persen, dan Anies 15,2 persen.
Kemudian dalam simulasi pemilihan dengan hanya lima nama calon, Ganjar memperoleh 31,8 persen, Prabowo 27,8 persen, dan Anies 15,6 persen.
"Hasil itu menunjukkan bahwa hanya suara Ganjar yang tampak menanjak. Perubahan dari sepuluh ke lima nama itu relatif tidak mengubah suara untuk Prabowo dan Anies sehingga jarak keterpilihan Ganjar makin lebar dengan Prabowo dan Anies," sebagaimana dikutip pernyataan Litbang Kompas.
Dalam survei itu diketahui elektabilitas Ganjar mengalami peningkatan setelah sempat turun pada Mei 2023 menjadi 22,8 persen. Saat ini, posisi elektabilitas Ganjar mendekati angka pada Januari 2023, yaitu 25,3 persen.
"Sempat tertinggal 1,7 persen dari Prabowo pada Mei 2023, kini Ganjar unggul tipis 0,3 persen," lanjut isi survei Litbang Kompas.
Berdasar hasil survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas bacapres Ganjar Pranowo berada di posisi tertinggi mengalahkan Prabowo dan Anies.
- Bikin Acara Bertema Kemandirian, KPPI: Perempuan Harus Bersama Memajukan Bangsa
- Prabowo Sebut Petani Harus Bisa Punya Rumah dan Mobil
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Cak Imin: Tergesa-Gesa Amat, Sih
- Wujudkan Visi Prabowo, Bupati Lahat Siapkan Generasi Emas Lewat Pengembangan SDM Unggul
- Soal Penjurusan di SMA, Mendikdasmen: Arahan Presiden Agar Dikaji Lebih Dalam
- LG Batal Investasi Baterai EV di RI, Prabowo Yakin Ada Investasi Negara Lain