Topan Earl Bukan yang Terakhir
Minggu, 05 September 2010 – 13:38 WIB
Menurut Mann dan timnya, ada tiga faktor penting yang cukup menentukan formasi badai. Yakni, suhu permukaan laut di Samudra Atlantik, siklus El Nino/La Nina di Samudra Pasifik sebelah timur, serta siklus iklim alami Osilasi Atlantik Utara (North Atlantic Oscillation). "Meski periodenya sama, faktor pembentuk badainya berbeda. Karena itu, musim badai 1.000 tahun yang lalu berbeda dengan musim badai 1.000 tahun berikutnya," kata Mann.
Kendati demikian, dampak yang dimunculkan badai-badai tersebut hampir selalu sama. Kerusakan gedung, jalan dan jembatan, hampir selalu menyertai fenomena alam tersebut. Korban jiwa pun tidak jarang mengikuti. Dampak lain adalah pemadaman listrik, serta terganggunya jadwal penerbangan. Seperti yang terjadi pekan lalu di Jepang dan Korea Selatan (Korsel) akibat angin topan Kompassu. Tidak kurang dari 200 jadwal penerbangan di Negeri Sakura terpaksa dibatalkan.
Evakuasi warga juga hampir selalu menyertai badai. Karena arahnya yang tidak bisa dipastikan, sejumlah besar warga di sekitar area terdampak biasanya diungsikan jauh-jauh hari. Akibatnya, aktivitas kerja, bisnis dan studi masyarakat terganggu. Belum lagi, hujan deras yang menyertai badai itu, mengakibatkan banjir dan tanah longsor. (hep/c7/dos)
FLORIDA - Angin topan Earl yang bertiup dari Samudra Atlantik, merupakan badai besar kedua dalam musim badai Atlantik tahun ini. Sebelumnya, angin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer